Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Manfaat Bermain Bebas Bagi Anak

Gambar
"Ojo dolanan wae, ayo sinau"! (Jangan hanya bermain, ayo belajar) Kata-kata ini bisa jadi pernah kita dengar, di ucapkan orangtua kepada anaknya atau guru kepada muridnya. Kata-kata tersebut lahir karena adanya rasa bersalah jika kita sebagai orangtua membiarkan anak -anak hanya bermain saja. Karena sebagian kita beranggapan, bermain tidak menghasilkan apapun, tidak ada manfaatnya dan hanya membuang waktu saja. Wujud dari rasa bersalah orangtua di minimalisir dengan menyuruh anak lebih banyak belajar daripada hanya sekedar bermain. Dan belajar pun dimaknai hanya dengan membaca, menulis dan berhitung.  Kita merasa menjadi orangtua yang baik saat bisa mengajarkan sesuatu kepada anak. Padahal dalam bermain ada proses belajar. Bagi anak-anak saat mereka bermain saat itulah mereka belajar. Mereka belajar tentang diri mereka, belajar mengelola emosi, belajar menjalin komunikasi, belajar menjalin hubungan sosial, dan belajar mengatasi tantangan. Bermain yang dimaksudkan disini

Menjadi Ibu, Sarana untuk Memperbaiki Akhlak

Gambar
Setelah kurang lebih 4 tahun 10 bulan menjalani peran sebagai orangtua atau lebih tepatnya ibu, saya merasa bahwa peran ini adalah tentang diri sendiri. Dan ungkapan yang mengatakan bahwa "Musuh terbesar adalah diri kita sendiri" terbukti disini. Bagaimana tidak, menjalani peran ibu sama artinya mengelupas "borok" diri, menguak sisi gelap dan sisi terang diri kita sekaligus.  Benarlah anjuran agama, menikahlah dengan orang yang berakhlak baik. Setidaknya orang yang sudah memiliki akhlaq yang baik akan lebih mudah menjalani perannya sebagai ibu.   Misalnya tentang mengelola emosi, setidaknya orang yang sudah mampu mengelola emosi dengan baik akan jauh lebih mudah menghadapi runsingnya anak-anak setiap hari, cueknya suami atau ketusnya mertua.  Setidaknya saat kondisi tidak sesuai dengan yang diinginkan, ia mampu menahan diri untuk tidak berpikir negatif, marah-marah atau mengomel. Namun, bukan berarti yang belum bisa mengelola emosi menjadi tidak layak untuk m