Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Menumbuhkan Empati Pada Anak

Gambar
Sore itu, dari dalam rumah saya mendengar tangisan putri sulungku. Dia berlari ke dalam rumah sambil menangis. "Mama aku ditinggalin mereka", katanya sambil menangis. "Aku jatuh", lanjutnya. "Aku sedih Mama", lanjutnya lagi "Siapa yang tinggalin kamu?", tanya saya "Malika sama teman yang satunya", jawabnya. Rupanya dia menangis bukan karena terjatuh dari sepedanya.  Namun karena saat terjatuh, teman-temannya meninggalkannya. Saya hanya memeluknya tanpa berkata apapun. Lalu dia mendongakkan kepalanya dan berkata lagi, "Mereka tinggalin aku Mama". "Iya Nak", jawab saya. "Raisa sedih ya?", lanjut saya "Iya Mama". Saya peluk dia semakin erat. Perlahan dia mulai melepaskan pelukan saya. Lalu dia mulai mengalihkan ke pembicaraan lain. "Ma ayo sholat ke masjid!". Dan dia pun beranjak mengambil mukenanya dan berlari ke masjid. Ditinggalkan dan meninggalkan adalah hal yang biasa. Seiring waktu

Bersikap Tenang Sebelum Bertindak

Gambar
Siang itu kami pergi ke toko buku. Anak-anak membeli balon warna-warni. Dalam satu bungkus ada warna kuning, merah muda, oranye, biru dan ungu. Saya sampaikan kepada mereka bahwa balon ini untuk bermain bersama-sama. Sesampainya dirumah, saat baru selesai merapikan sepatu diluar. Saya mendengar terjadi keributan antara kakak dan adik. Rupanya mereka sedang memperebutkan balon warna merah muda. Badan kakak menindih badan adik berusaha merebut balon yang sedang dipegang adik. Si Adik menangis seraya tangannya mempertahankan balon merah muda. Saya angkat badan kakak dari badan adiknya, sambil berkata, “Karena buat rebutan, balon nya Mama ambil dulu!”. Saya ambil balon tersebut dan saya simpan ditempat yang tidak bisa mereka jangkau. Keduanya menangis. Akhir-akhir ini kejadian serupa sering terjadi. Hampir setiap hari ada keributan. Kakak si 4 tahun yang suka mengatur dan adik, si 2 tahun yang tidak suka diatur. Berebut mainan, berebut tempat tidur, berebut mama, berebut siapa yang ma

Mengenalkan Ragam Emosi Pada Anak

Gambar
Suatu hari kami berjalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan. Putri sulungku merengek meminta bermain di play land. Kami menolak permintaannya karena hari sudah sore. Saya sampaikan kepadanya bermain di play land nya tidak hari ini, karena Ayah juga harus bekerja. Putri sulungku terlihat kecewa meskipun dia bisa menerima penolakan kami. Adik ipar yang saat itu ikut berjalan-jalan bersama kami bertanya, Adik Ipar :"Mbak nggak papa ya kayak gitu?" Me :"Maksudnya?" Adik Ipar :"Kan kasihan mbak, dia jadi sedih!" Me :"Nggak papa, asal jujur sampaikan alasan penolakannya". Tugas kita sebagai orangtua, bukan untuk membuat anak selalu senang dan gembira. Pun juga bukan untuk sengaja membuat mereka marah, sedih dan kecewa. Tugas kita adalah mengenalkan "hidup yang sebenarnya". Bahwa dalam kehidupan yang kita jalani sehari-hari, pasti kita akan bertemu dengan rasa senang, sedih, kecewa, dan marah. Saat kita mengajari anak untuk mengenali dan me