Pernah Mengalami Writer's Block, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Solusinya?

Jujur saja menulis membuat saya bahagia. Setiap kali menyelesaikan satu tulisan ada rasa puas dan senang. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini saya kok agak malas menulis. Sekedar membuka notes di HP saja rasanya enggan, apalagi mengetik kalimat yang biasanya mengalir begitu deras.

Ide-ide yang biasanya bersliweran di kepala terasa mandek. Bingung mau nulis apa. Mungkinkah ini yang dinamakan writer’s block. Mungkin juga.

Lalu bagaimana dong mengatasinya? Di awal saya sampaikan bahwa menulis membuat saya senang, jadi saat tidak menulis seperti ada rasa yang hilang. Namun, untuk mulai menulis rasanya kok berat. Jadi perasaan “hilang” itu bertambah parah karena “obatnya” tidak segera diminum. Mau segera sembuh berarti harus segera tahu sakitnya karena apa, supaya tahu harus minum obat apa.

Jadi, hal pertama yang harus saya lakukan adalah bertanya pada diri sendiri. Apa penyebab writer's block pada diri saya:

1.Terlalu banyak scrolling medsos.
Selama ini saya menulis di HP. Gangguan untuk memulai menulis banyak sekali. Karena di HP ada beberapa aplikasi sosmed yang menggoda untuk dibuka. Dan seringnya saya tergoda untuk membukanya sebelum mulai menulis. Akhirnya tanpa sadar waktu yang harusnya dipakai untuk menulis habis untuk scrolling medsos. Nyesel sih, tapi selalu terulang lagi. Jadi, penyebab pertama adalah kurang disiplin dan kurang bisa mengendalikan diri.

2.Kurang inspirasi
Saya akui, beberapa hari ini memang jarang membaca buku ataupun blogwalking. Padahal inspirasi saya bersumber dari keduanya. Sejak tersingkir dari group WA KLIP karena tidak mendapat bagde pada bulan januari kemarin, saya jadi jarang blogwalking. Biasanya, saya mengintip blog teman-teman KLIP, tak jarang mendapat inspirasi dari tulisan-tulisan mereka. Jadi, membaca itu ternyata penting untuk bisa menghasilkan sebuah tulisan. Mau produktif menulis ya harus produktif membaca.

3. Perfeksionis
Seringkali saya mengharapkan menulis dengan sempurna. Menulis sebuah esai disertai daftar pustaka. Bukan hanya tulisan curhatan yang selama ini saya tulis. Namun, karena berkaitan dengan point kedua yaitu kurang membaca. Jadinya setiap tulisan saya berhenti di tengah jalan. Menunggu saya selesai membaca buku terlebih dahulu. Akhirnya tak satupun tulisan bisa saya selesaikan. Hmmm … Padahal saya ini baru penulis pemula yang masih butuh banyak latihan. Latihan menulis itu bisa dimulai dengan hal yang sederhana yaitu menulis bebas. Abaikan tentang materi tulisan dan EYD. Tulis … Tulis dan tulis apapun yang berkecamuk di kepala. Yang penting setiap hari harus menulis. Ya kan?


4. Kurang tantangan
Motivasi saya menulis tidak sepenuhnya datang dari dalam diri. Terkadang saya butuh motivasi dari luar, dalam bentuk tantangan. Saat mengikuti komunitas menulis yang memberi tantangan, ternyata saya bisa sangat produktif menulis. Ya… Itu tadi, karena saya memang masih penulis pemula. Jadi masih butuh banyak motivasi dari luar. Sembari terus menguatkan diri menjadi seorang penulis profesional.

Nah, itu tadi 4 hal penyebab “sakitnya” saya, eh … Writer's block yang saya alami. Kalau penyebabnya sudah ketemu sekarang tinggal menemukan obatnya. Dan, ini beberapa obat yang disarankan oleh teman maupun hasil googling, yaitu:

1.Rumuskan kembali tujuan menulis
Saya suka menulis. Itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk tetap menulis. Selain katarsis emosi, menulis bagi saya juga untuk mengikat ilmu , mengikat makna dan mengikat kenangan. Dengan menulis saya merasa sehat jiwa dan raga.

2. Baca … Baca … Baca
Tak mungkin bisa menulis bagus tanpa membaca. Membaca adalah kunci membuat sebuah tulisan. Dari membaca selain mendapat pengetahuan, juga muncul inspirasi membuat sebuah tulisan. Ahh… Mana sempat? Iya sih, kalau menyediakan waktu khusus membaca rasanya memang selalu terlewat. Nanti saja ah, membaca bukunya saat anak-anak sudah tertidur. Ternyata ikut ketiduran. Namun, waktu khusus tetap harus disediakan, setidaknya lima menit dalam sehari. Pagi hari setelah bangun atau malam hari sebelum tidur. Setelah membacakan buku untuk anak di malam hari menjelang tidur. Minta waktu sebentar gantian Mama yang baca buku.


Strategi ngemil baca juga biasa saya pakai. Disela-sela waktu luang, misal saat anak bermain sendiri atau sedang bermain diluar. Luangkan waktu membaca sebentar meskipun hanya judulnya saja atau satu paragraf saja. Dengan teknik ngemil ini, setidaknya meskipun hanya satu atau dua halaman sehari tetap bisa baca buku.

Selain membaca buku, buat saya blogwalking juga menjadi cara yang jitu untuk mencari inspirasi menulis. Baik ide tulisan maupun gaya menulis masing-masing blogger. Jadi, blogwalking ini juga penting saya lakukan setiap hari setidaknya mengunjungi satu blog.

Selain membaca buku dan blogwalking, membaca tulisan-tulisan terdahulu juga dapat penyemangat menulis kembali.

3. Jauhkan segala macam gangguan.

Gangguan saya pertama dan utama adalah medsos. Cara termudah bagi saya untuk menulis saat ini adalah melalui HP. Medsos mau tidak mau menjadi godaan yang tak terelakkan.

Saat buka HP, niatan awal adalah menulis. Namun, yang terjadi justru scrolling medsos. Menguatkan diri untuk tidak membuka medsos adalah tantangan terbesar saat ini. Mencoba mengalokasikan waktu tersendiri untuk membuka medsos. Sehingga saat godaan datang untuk membuka medsos, saya berkata pada diri sendiri, “Bukan waktunya … Bukan waktunya”. Cara ini kadang berhasil, kadang tidak. Tapi saya akan tetap berusaha sebaik mungkin.

4. Sediakan waktu khusus untuk menulis.
Banyak para penulis profesional menyarankan. Kalau mau jadi penulis profesional sediakan waktu khusus untuk menulis. Jangan hanya waktu-waktu sisa. Setiap hari, sediakan waktu setidaknya 15 - 30 menit khusus untuk menulis. Untuk saya, waktu yang paling tepat adalah di pagi hari. Biasa saya gunakan untuk menulis bebas atau membuat sebuah artikel.

5. Tulis ide yang bermunculan.
Seringkali saat waktu menulis tiba, saya bingung mau menulis apa. Free writing menjadi pilihan. Namun, ada kalanya saya juga ingin menulis sebuah artikel. Bank ide bisa menjadi rujukan. Ide-ide yang biasa bermunculan saat membersamai anak bermain, saat memasak atau bahkan saat melamun saya tulis dulu di buku catatan. Foto-foto kegiatan juga bisa menjadi rujukan untuk ide menulis.

6. Tulis … Tulis ...Tulis
Meskipun ide menulis terkadang sudah ada. Namun, bingung menulis kata pertama kadang juga muncul. Nah, cara jitunya adalah menulis dan terus menulis. Tuangkan semua yang ada di dalam pikiran. Abaikan salah ketik dan EYD. Pokoknya terus menulis. Terkadang ada rasa ingin berhenti, karena merasa kurang puas dan kurang sempurna. Abaikan dan terus saja menulis. Istirahat sebentar baru diedit.


7. Apresiasi diri
Setelah berhasil menyelesaikan satu tulisan apresiasi diri sendiri dengan menumbuhkan rasa senang. Wah berhasil membuat sebuah tulisan. Senang dan puas. Biarlah rasa senang dan puas itu menjalar ke seluruh tubuh. Rasakan dan nikmati. Kalau sudah merasa senang maka akan ketagihan untuk terus menulis.

Jika menulis itu sudah menjadi passion. Harusnya menulis tidak sesulit yang saya bayangkan. Istirahat sebentar boleh lah, setelah itu ayo menulis kembali!

Ini adalah tulisan pertama saya setelah kurang lebih 10 hari tidak menulis. 1000 kata lebih. Yeay … Ternyata saya bisa menulis. Selamat menulis kembali…
Kudus, 14 Februari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5