Priority Things First


Chat WA dari seorang teman yang berencana ikut pelatihan bersama-sama.

"Bukk...mau curhat...tapi balesinnya besok pagi gpp..kan ini lagi ribet masak-masak kan buk..."

" Kemungkinan terburuk kalo memang belum memungkinkan kayaknya saya cancel mudik salatiga dan solo  nya..otomatis terpaksa nggak ikutan pelatihan..semoga nggak kaya gini yaa Allah...😭😭

"Minta doanya buk..supaya Raffan lekas baikan..dan atas ijin Allah saya bisa mudik dan bisa ikut pelatihan..*saya pengen bangett buk ikut pelatihan itu".😭😭

"Makasih buk nurul..saya cerita duluan bukan mau mendahalui Gusti Allah..biar ibuk jg nggak gelo jg kalo saya nggak bisa ikut pelatihan...😭" 

Rencana mengikuti pelatihan yang sudah kami rencanakan bersama- sama terancam batal. 

Kecewakah saya? Tidak. Priority things first. Prioritas yang harus diutamakan. Bagi seorang ibu. Prioritas utamanya adalah anak. Hal lain. Sepenting apapun bisa dikesampingkan.

Tujuan kami mengikuti pelatihan tersebut untuk menambah pengetahuan dalam mendidik dan mengasuh anak. Penting, sangat penting. Bagi ibu yang sedang belajar seperti kami. Namun, urusan anak tetap nomor satu. Jika anak sakit dan tak bisa ditinggal. Maka prioritas utama adalah menjaga dan merawat anak.

Kalau rezeki tidak akan kemana. Apa yang sudah diniatkan baik, didengar Allah. Dan biarlah Allah yang menentukan mana yang terbaik. 

Qodarullah, di hari H, beliau bisa mengikuti pelatihan karena putranya sudah sembuh. Alhamdulillah...

Sedangkan saya, sedianya juga ikut pelatihan. Gagal. Jelang H-1. Teman yang saya mintai tolong menjaga anak-anak. Sementara saya ikut pelatihan. Tak diijinkan suaminya. Tak ada pilihan lain bagi saya selain membatalkan rencana. Ada prioritas yang lebih utama. Yaitu, menjaga anak-anak. Semoga lain waktu, saya memiliki kesempatan yang lebih baik. Aamiin.

Curhat lain seorang teman...

"Te, makasih lho ya aku sudah diajak jalan-jalan gini. Kalau nggak gini aku nggak mungkin bisa jalan-jalan!".

"Tiap bulan sudah pas banget buat kebutuhan rumah. Paling jalan-jalan ya muter-muter aja!".

"Sebenarnya aku mau buka warung Te. Sudah ada yang nawarin kasih modal. Berapa aja butuhnya, dikasih. Balikinnya boleh kapan-kapan. Tanpa bunga. Kurang enak piye Te. Tapi ya gimana lagi, aku tolak Te. Aku belum siap. Anak-anak masih kecil. Paling nggak kalau anak-anak sudah sekolah baru bisa!"

Sekali lagi, Priority things first. 

Teman saya ini suka dan pandai memasak. Dia memiliki bakat alami memasak. Apapun yang dia masak pasti enak. Niatan, sumber daya, modal sudah di depan mata. Tapi terganjal oleh prioritas yang lebih utama. Yaitu anak.

Bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih penting selain anak-anak.
Mimpi dan ambisi pribadi bisa disingkirkan dulu. Bahkan kesenangan pribadi, bisa jadi terabaikan.


Mudah? Tidak. Butuh komitmen yang tinggi untuk selalu mengingat bahwa prioritas seorang ibu adalah keluarga dan anak-anak. Meyakininya sebagai amanah besar dari Allah, membuat semuanya terasa lebih ringan.

Lantas, tidak bolehkah seorang ibu melakukan hal lain selain mengurus anak? 

Boleh dong, selama tidak melupakan prioritas utama. 

Bahkan seorang ibu wajib menyenangkan dirinya sendiri, agar tetap bahagia membersamai anak-anak.

Dan bahagianya seorang ibu itu berbeda-beda. 

Ada yang bahagia setelah hangout dengan teman-temannya. 

Ada yang bahagia setelah nonton drama korea atau film. 

Ada yang bahagia setelah membaca dan menulis. 

Ada yang bahagia dengan bekerja dan bertemu banyak orang. 

Ada yang bahagia dengan berjualan.
Ada yang bahagia dengan aktif di sebuah komunitas tertentu. 

Ada yang bahagia setelah berbelanja.
 
Dan banyak hal lain yang bisa membuat ibu bahagia.

Sah-sah saja hal itu dilakukan, selama prioritas utama tidak terlupakan. Ya kan?

Selain itu, Ibu juga wajib terus belajar. Menambah pengetahuan serta mengasah keterampilan dalam mendidik dan mengasuh anak-anak.

Saat seorang ibu memprioritaskan anak-anak dalam hidupnya. Dia tidak kehilangan apapun. Justru sebaliknya, membuka banyak peluang untuk mengembangkan diri.

Kesempatan untuk belajar tentang keunikan kepribadian manusia.

Kesempatan untuk belajar menjaga kesehatan anak.

Kesempatan untuk belajar membuat masakan yang sehat.

Kesempatan untuk belajar perkembangan anak setiap usia.

Kesempatan untuk belajar berkomunikasi efektif.

Kesempatan belajar mengelola emosi.
Kesempatan untuk belajar mengatur waktu.

Dan ... Masih banyak kesempatan belajar hal-hal seru lainnya.

Allah Maha Baik. Memberikan kita amanah besar mendidik dan mengasuh anak-anak. Sekaligus, kesempatan untuk belajar menjadi pribadi yang lebih baik.
Kudus, 27 September 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5