Fokus Pada Diri Sendiri



Salah satu dampak berpikir negatif adalah membanding-bandingkan, baik menbandingkan diri sendiri saat zaman old dengan diri sendiri zaman now atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dan dua-duanya saya lakukan akhir-akhir ini, sukses membuat diri galau, merana, merasa tak berguna, dan merasa gagal.

Saya yang dulu bisa melakukan banyak hal yang saya suka dengan tanpa batas waktu, sekarang harus berbagi waktu dengan banyak hal mulai dari urusan rumah, suami dan anak-anak. Tak urung target yang saya canangkan hanya menjadi pajangan saja di atas wastafel, hanya dua tiga to do list yang bisa dilakukan sehari. Dan ini membuat saya merasa gagal. Pikiran negatif menghinggapi laksana bisul yang siap meletus.

Walhasil pikiran negatif menjadikan semangat saya untuk berkarya kian menurun, terlebih setelah membandingkan diri dengan orang lain. Saat melihat di medsos bertebaranlah orang-orang yang sukses menebar manfaat untuk sesamanya, yang gigih menelurkan karya. Melihat semua itu saya merasa iri, berada satu langkah dibelakang dan merasa kok ya gini-gini saja. Melihat si ini bisa melakukan itu, berkontirubusi diluar tanggung jawab keluarga, kok bisa ya, padahal ibuk -ibuk juga yang punya anak. Kok aku nggak bisa ya bagi waktunya, kenapa rasannya urusanku hanya urusan rumah dan anak-anak, itupun rasanya juga kurang maksimal. Perasaan ini menimbukan iri yang tak terkira, ujungnya jadi merasa tidak berdaya dan berguna.

Proyek yang sudah dikerjakan berbulan lalu hanya jalan ditempat tak kunjung selesai. Eksekusi sih ada, tapi rasanya berjalan lambat sekali. Diri semakin hampa yang tak urung semakin membuat semangat melemah.

Pun ditambah mengurus rumah saja ternyata juga tak becus, banyak hal yang masih terlewatkan. Apalagi urusan anak-anak, masih banyak sekali PR nya, mulai dari urusan mengelola emosi, fokus menemani main anak, cara berkomuniasi yang baik dengan anak dan suami, dan hal-hal lainnya. Yeahh...semakin menambah daftar ketidakbergunaan diri.

Inilah dampak luar biasa dari pikiran negatif. Melebar, meluas dan menggerogoti isi pikiran kita. Yang pada akhirnya melemahkan semangat. Langkah-langkah krusial harus segera diambil agar dampak berpikir negatif ini tidak meluas. Dan berikut cara yang saya pakai untuk mengubah pikiran negatif ke pikiran positif :

  1. Bersyukur pada Allah
Apa yang terjadi dalam hidup saya saat ini adalah karena ketentuan Allah. Tugas saya adalah melakukan yang terbaik berpijak pada kondisi saat ini. Memang semua hal tidak selalu sesuai dengan apa yang saya inginkan tapi yang pasti inilah yang terbaik dari Allah. Selalu bersyukur dengan apa yang sudah diberikan Allah dan terutama berusaha melakukan yang terbaik dengan peran apapun yang saya jalankan.

  1. Fokus pada kekuatan diri
Setiap kita diberikan kekuatan dan kelemahan oleh Allah. Kekuatan saya ya...curhat gini (wk...wk…). Buat saya ini adalah kekuatan agar saya mampu menganalisa masalah dengan baik dan mencari solusi yang aplikatif. Dan masalah utama saya adalah seringnya tolah toleh, modusnya sih mencari inspirasi, nyatanya malah seringnya bikin baper. Inspirasi sudah buanyaaak sekali dikepala, yang terpenting saat ini adalah eksekusi. Gunakan kekuatan diri seperti kesediaan untuk belajar dengan maksimal dan segera eksekusi segala inspirasi yang disudah didapat.

  1. Mengurai kelemahan menjadi kekuatan
Kelemahan saya masih banyak sekali, diantaranya soal pengelolaan emosi, komunikasi yang baik dengan anak dan suami, kurang konsisten, sering terjebak dengan pikiran negatif, kurang disiplin. Nah kalau setiap kelemahan sudah saya urai (emangnya mie…), saatnya untuk memperbaikinya satu persatu. Cari ilmunya dan praktekkan.

  1. Buat target yang relevan dengan kondisi saat ini
Saya harus sadar diri, sebagai ibu dengan dua balita yang masih memerlukan banyak perhatian saya, maka saya harus legowo kalau waktu saya memang habis untuk mereka. Pendidikan dan pengasuhan anak-anak adalah yang utama. Maka ini yang menjadi prioritas utama, selain juga suami. Prioritas kedua adalah kesehatan jiwa saya, maka perlulah setiap hari ada target membaca dan menulis, agar benak saya tetap terisi dengan hal-hal yang positif. Membaca dan menulis adalah me time utama saya. Prioritas yang ketiga adalah rumah tinggal yang nyaman dan bersih, tersedianya pangan yang menyehatkan dan sandang yang bersih. Nah kalau urusan ini saya bisa bekerja sama dengan suami dan anak-anak. Misalnya saya bisa meminta tolong suami melanjutkan masak sementara saya menemani anak-anak mandi. Atau saya juga bisa melibatkan anak-anak membersihkan rumah ( latihan dulu saja, ha...ha...tunggu mereka agak besar).

  1. Memanage waktu dengan baik
Nah…nah...nah ini yang suka terlewat, saya mudah sekali terlena dengan waktu terutama waktu luang. Maka penting sekali buat saya membuat diri tetap sibuk. To do list mengingatkan saya untuk melakukan sesuatu sesuai dengan “kandang waktu". Tantangannya saya harus disiplin, dikandang waktu ini saya harus melakukan ini itu, di jam yang lain sudah lain lagi. Agar semua terakomodadi dengan baik, maka waktu juga harus dimanage dengan baik. Patuhi kandang waktu...itu PR besarnya.

  1. Fleksibel dengan setiap perubahan.
Ini juga penting, karena ya...tidak semua hal sesuai dengan apa yang sudah kita rencakan. Eh...tiba-tiba Ayah harus pergi pagi, jadilah nggak ada parter memasak (wk...wk….), maka saya harus merelakan diri masak ala kadarnya saja semacam telur celpok plus timun kupas atau sekali-kali panggil mang tek-tek. Fleksibilitas ini penting agar diri tetap waras dan ceria selalu...yang penting kondisi pikiran dan hati harus selalu positif.


  1. Beri Apresiasi pada diri sendiri
Kalau dalam sehari ada 10 to do list, hanya 5 yang mampu dilakukan, ya syukuri, Alhamdulillah, beri pujian pada diri sendiri dengan apa yang sudah diusahakan. Yang perting tetap bergerak ...melakukan tidak diam saja, lha kalau sehari cuman satu atau dua to do list saja, nah...ini yang perlu dipertanyakan, ngapain saja seharian??? Selonjoran aja...atau main jempolan aja (scrolling medsos maksudnya, wk...wk…)

  1. Lakukam evaluasi
Terakhir dan penting juga menurut saya, lakukan evaluasi malam sebelum tidur dengan apa yang sudah dilakukan seharian ini. Apa yang sudah baik, apa yang masih harus diperbaiki esok hari dengan begitu semoga diri saya menjadi lebih baik lagi setiap harinya. AAMIIN.

Seperti halnya bunga yang memiliki keindahan dan keharumannya masing-masing. Pun diri ini juga memiliki keindahan dan keharuman sendiri. Ada kalanya saya harus fokus pada diri sendiri, melihat kelebihan dan kekurangan diri. Mulai memperbaiki diri dengan modal dalam diri yang sudah diberikan Allah. Semoga dengan ini , diri menjadi semakin baik.
Kudus, 13 Maret 2018

#day15
#odopfor99dats2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5