Mama belajar mandiri

Semenjak menikah dan dikaruniai anak, saya berasa selalu "dimanja" suami, terutama yang berkaitan dengan pergi2. Kemanapun suami siap mengantar. Konsekuensinya ya saya harus bersabar menunggu suami memiliki waktu luang.

Dulu, saat masih singgle, saya menjadi rider, kemana2 naik motor sendiri. Namun, entah kenapa setelah dikaruniai dua putri saya agak takut naik motor sendiri, apalagi kalau harus bawa 2 balita. Jadi, mau gak mau saya harus nunggu suami kemanapun saya mau pergi.

Qodarullah, 2 hari ayah harus pergi keluar kota. Anak2 mulai terlihat bosan dirumah, apalagi Raisa, apalagi ibunya (he..he..). Jadilah sabtu sore saya memberanikan diri mengajak anak2 jalan2. Belum nyaman pakai motor apalagi kalau harus bawa 2  balita, saya naik sepeda listrik. Biasanya saya naik sepeda dengan jarak dekat. Kali ini, kami bersepeda agak jauh, kurang lebih 5-6 km. Saya set pikiran saya dengan pikiran yang positif, bahwa perjalanan akan berjalan dengan lancar, dan kami akan baik2 saja.

Sepanjang perjalanan, anak2 senang, rafifa berceloteh dan tersenyum sepanjang jalan. Kami membeli botol minum rafifa, roti, bakso dan bubur. Terakhir kami mampir ke rumah titi (tante) raisa. Alhamdulillah sore itu, jalan2 kami berjalan lancar dan saya membuktikan pada diri saya sendiri bahwa saya bisa mandiri.
Kudus, 4 Maret 2017

#level2
#melatihkemandirian
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5