Postingan

Kelas Ulat : Refleksi Ilmu

Kelas Ulat : Refleksi Ilmu Tak terasa kelas ulat-ulat sudah memasuki pekan ke-7. Pekan demi pekan berjalan terasa begitu cepat. Bagi saya, kelas Bunda cekatan sangat menantang. Mode belajar yang sebagiabmn besar menggunakan FB membuat saya kewalahan. Memantengi video berjam-jam rasanya sungguh suatu tantangan tersendiri. Terutama ditengah komitmen saya untuk mengurangi penggunaan HP. Namun, bagaimanapun komitmen di awal untuk belajar di Bunda cekatan harus tetap dilanjutkan. Meskipun jujur, saya merasa kurang maksimal. Selama 7  pekan kelas ulat, saya sudah absen mengerjakan tugas satu kali. Yaitu, di pekan ke-6. Selama 7 pekan ini, tidak banyak yang saya pelajari. Karena keterbatasan waktu menyimak materi. Bahkan, untuk materi yang sesuai dengan mind map saya yaitu manajemen waktu. Saya merasa belum maksimal mempelajarinya. Karena bagi saya belajar tidak melulu membaca dan menyimak materi. Tapi yang terpenting adalah prakteknya. Mungkin saya memang harus mengevaluasi keikutser

Belajar Public Speaking

Di pekan ke 4 kelas ulat, saya mencoba mencicipi ilmu lain,  yaitu public speaking. Berkaitan dengan kesukaan saya berbagi ilmu dan berbicara di depan banyak orang.  Maka ilmu ini harus saya pelajari. 4 hal kritis yang harus saya perhatikan berkaitan dengan public speaking adalah : 1. Image 2. Outfit dan make up 3. Gesture 4. Audience 3 hal yang harus saya atasi dalam public speaking yaitu: 1. Outfit 2. Demam panggung 3. Interaksi. Selama kurang lebih 30 menit,  saya mendengarkan penjelasan yang mendalam tentang public speaking.  Sekarang tinggal prakteknya dong.  semoga dimudahkan.  Aamiin Kudus,  11 Februari 2020 #janganlupabahagia #jurnalminggu4 #materi4 #kelasulat #bundacekatan #buncekbatch1 #buncekIIP #institutibuprofesional 🌳🍎🌳🍎🌳🍎🌳

KELUARGA BELAJARKU

KELUARGA BELAJARKU Mengikuti kuliah bunda cekatan batch 1 merupakan  tantangan tersendiri buat saya.  Di perkuliahan ini kami diminta untuk belajar secara mandiri.  Menentukan apa kebutuhan belajar kami dan menemukan ilmu yang kami butuhkan. Termasuk menemukan teman belajar yang memiliki tujuan belajar yang sama. Di pekan ke dua kelas ulat minggu lalu. Saya sedikit dibuat kelabakan.  Membuat video atau audio ilmu yang ingin dibagi denagn teman-teman yang lain. Bingung mau berbagi apa. Akhirnya saya putuskan berbagi tentang Terapi berpikir positif dari buku Dr. Ibrahim Elfiky. Lanjut kebingungan, mau pakai video juga masih gaptek. Akhirnya saya putuskan merekam suara di perangkat merekam di hp lalu di unggah di gdrive.  Ternyata tantangan  tak sampia di sini. Mau mengunggah di gdrive  ternyata saya harus menginstal ulang  gdrive  yang sudah versi lawas. Instalnya sih gampang tinggal klik. Tapi, saat harus  memutuskan  menghapus beberapa aplikasi lain. Disitu  saya meraaa galau.  Alh

Berpetualang di The Junggle Of Knowledge

Setelah selesai di tahap telur, tugas di buncek selanjutnya adalah di tahap ulat. Di tahap ini, kami harus mencari "makan" untuk si ulat yang sedang kelaparan. Ibaratnya kita, saat kemarin di tahap telur adalah menemukan kebutuhan diri dan ilmu yang dibutuhkan. Nah, di tahap ulat ini, kita diharapkan mulai "memakan" dan "mengunyah" ilmu yang kita butuhkan. Sebagai bagian dari proses menumbuhkan diri. Di "The Junggle Of Knowledge", kami bebas untuk mencari ilmu yang kita butuhkan. Boleh belajar dari manapun dan siapapun. Namun, kita juga berkewajiban untuk berbagi makanan/ilmu dengan sesama teman. Barangkali ada yang membutuhkan. Di tahap ulat yang pertama ini, sya ingin fokus mencari ilmu tentang mengenal diri sendiri. Sumber ilmu yang saya pakai adalah buku "Better Than Before", karya Gretchen Rubbin. Saat belajar, ada satu hal menarik yang saya dapatkan yaitu, Di bab awal buku ini dijelaskan tentang 4 tipe pr

Peta Belajar

Gambar
Saat menyetrika baju (lagi), setelah sekian lama mendelegasikan kepada jasa laundry. Saya mendapat insight. Kurang lebih begini. Setiap hal ada waktunya, ada masanya. Lalui, nikmati, syukuri. Ada masanya saya harus mendelegasikan tugas rumah tangga. Demi prioritas yang lebih utama, yaitu mengurus anak yang masih kecil-kecil. Ada pula masanya saya harus mengerjakan sendiri tugas rumah tangga. Karena, anak-anak sudah mulai besar. Butuh contoh nyata melakukan ketrampilan dasar rumah tangga. Saat ini, mereka mungkin hanya melihat. Latihan sedikit-sedikit. Sebagai sebuah permainan saja. Suatu saat, ketika mereka siap. Mereka harus mampu melakukannya sendiri. Mandiri sebagai individu, mengurus kebutuhan diri sendiri. Pun, dalam perjalanan menumbuhkan diri. Semua ada masanya. Jatuh bangun memperbaiki diri itu hal yang biasa. Selama masih ada asa untuk terus belajar dan bergerak. Semua akan baik-baik saja. Ada masanya, saya menjadi anak yang dimanja. Ada masanya, saya menjadi pelaj

Temukan Cara Belajarmu!

Gambar
"Tugas utama pendidikan adalah untuk menanamkan sebuah keinginan dan fasilitas untuk belajar. Bukan untuk menghasilkan orang-orang terpelajar melainkan orang-orang yang terus belajar. Peradaban sejati manusia adalah peradaban pembelajaran ketika kakek-nenek, orang tua, dan anak-anak sama-sama menjadi murid.  (Eric Hoffer)  Jika proses belajar diartikan hanya saat sekolah saja, mendapat ijazah dan gelar. Maka proses itu bagi saya sudah selesai bertahun lalu. Nyatanya dalam menjalani hidup yang baik dan bermakna, banyak ilmu dan ketrampilan yang belum dikuasai. Maka saya sepakat, bahkan sampai saya menjadi nenek-nenek pun saya tetap dituntut untuk belajar. Belajar apapun dengan siapapun. Sesuai dengan momen dalam tahap hidup yang saya jalani. Maka, menjadi pembelajar mandiri adalah jawabannya.  Oleh karena itu,  menurut saya penting  mengetahui kebutuhan diri. Mau belajar apa, tujuannya apa dan bagaimana caranya. Di tugas ketiga bunda cekatan ini, kami diajak untuk

Temukan Terampilmu!

Gambar
Menjadi Ibu harus bahagia. Saya sepakat dengan itu. Happy mother, happy family. Saat ibu tidak bahagia, suami dan anak anak akan kena imbasnya. Ibu yang murung dan jarang senyum , mudah marah, galau setiap waktu, sedih berkepanjangan, tidak akan mampu mengurus keluarga dengan baik. Apalagi menciptakan keluarga yang bahagia.  Sayangnya, kebahagiaan ibu tak selalu selaras dengan urusan  kerumahtanggaan. Meskipun, tetap saja ibu harus mampu seminimal mungkin mengurus rumah tangga. Karena, itu adalah tanggung jawabnya.  Dan, sah-sah saja ketika hal yang membuat ibu bahagia adalah urusan di luar kerumahtanggaan. Selama tidak melupakan tanggung jawab utamanya sebagai istri dan ibu. Disinilah pentingnya ibu membuat prioritas. Agar, urusan keluarga dan kegiatan lain yang membuat ibu bahagia bisa tetap seimbang. Berjalan beriringan. Tanpa meninggalkan salah satunya. Di tugas kedua bunda cekatan kali ini, kami diminta menemukan "terampilmu". Yaitu, mencari keterampilan