Terimakasih karena...

Raisa senang membantu mama. Dia senang saat dimintai tolong, misal mengambilkan popok adik, minyak telon adik, baju adik ataupun membuang sampah. Namun, adakalanya dia juga enggan untuk dimintai tolong dengan berbagai alasan, seperti "aku lagi ini lho mama, bentar ya". Adakalanya juga, dia tidak mau dimintai tolong meskipun sudah dibujuk sedemikian rupa.

Adakalanya dia membantu untuk hal2 yang menurut saya agak mengkhawatirkan, seperti menggendong adik. Dia baru berusia 3 tahun dengan berat badan 12 kg, sedang adiknya berusia 10 bulan dengan berat badan 7 kg, jadi dia kelihatan kepayahan menggendong adiknya. Agar tidak membuatnya berkecil hati saya sampaikan, "maaf ya kakak gendong adiknya saat ada mama aja ya!". Atau saat membantu mama membawa piring ke tempat cucian, agar tak membuat saya khawatir karena takut pecah, saya mengganti semua perlengkapan makan dan minum yang anti pecah belah.

Saat dia dengan suka cita membantu mama, atau saat enggan membantu mama tapi tetap membantu mama, tak lupa saya akan selalu berikan pujian untuknya" terimakasih ya raisa, sudah membantu mama mengambilkan minyak telon adik". Dia akan tersenyum lebar setelah itu.

Dan ternyata pujian2 yang detail seperti itu membuatnya mengerti alasan orang berterimakasih padanya, untuk bantuan seperti apa. Dan saya mengajarinya hal yang sama. Berterimakasih dengan mengatakan alasannya.
Seperti kemarin, saat dibelikan celana sama ayah. "Kak, sudah dibelikan celana, bilang terimakasih sama siapa?". "Terimakasih ya Allah, sudah berikan rizki buat ayah belikan celana raisa". "Trus bilang apa sama ayah"- lanjut saya". "Terimakasih ayah, sudah belikan celana buat raisa", sambil tersenyum malu dan peluk ayah.

Berbicara panjang lebar yang salah satunya memberikan pujian yang disertai detail alasannya memang butuh waktu dan tatanan bahasa yang perlu dipikirkan terlebih dahulu. Namun hal tersebut terbukti ampuh membuat anak belajar senang membantu orang lain dan senang mengucapkan terimakasih saat dibantu orang lain. Salah satu komunikasi produktif yang membentuk kepribadian baik pada anak.
Kudus, 31 Januari 2017

#hari5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5