Kembali ke titik 0

Hari ini saya harus mengulang kembali ketitik nol. Setelah 2 hari berhasil mempraktekkan ilmu komunikasi produktif bersama anakku Raisa, hari ini aku tumbang.

Acara bersih2 ruang bermain Raisa yang harusnya menyenangkan menjadi kelabu. Karena diburu target yang harus cepat selesai, sebelum Rafifa bangun, saya jadi tidak menikmatinya. Raisa yang merasa senang karena bisa bereksplorasi dengan barang2 yang berantakan berbanding terbalik dengan saya yang "kemrungsung" karena harus segera selesai. Walhasil, keluarlah kata2 dengan intonasi tinggi, kata2 negatif, kata2 yang menghakimi, juga kata2 yang panjang dan lebar yang sama sekali gak produktif dan efektif. "Raisa, jangan diberantakin lagi dong, gak selesai2 nanti beres2nya". "Raisa, udah dibilangin ya, gak dengerin mama ini". Itu beberapa kata yang saya ingat, yang jelas saya jadi tambah capek.

Akhirnya saya sudahi kegiatan beberes meskipun belum selesai. Sebelum saya menjadi tambah kehilangan kontrol diri. Tapi efek dari marah2 itu masih terasa sampai sore, berasa capek hati dan pikiran dan badan juga. Intinya gak enak bangeeeettt.

Dan penyesalan selalu datang diakhir, malam ini sebelum dia tidur, saya meminta maaf pada raisa. "Maafin mama ya ca". "Minta maaf kenapa ma?" "Ya, karena mama hari ini marah2 sama kamu, maaf ya" "iya mama".

Hikmah hari ini : kalau kondisi tidak memungkinkan untuk beberes rumah, kalau memang belum siap baik tenaga dan waktunya, mending ditunda dulu sampai jiwa dan badan siap. Menjadikan kegiatan itu sekaligus arena bermain dan belajar bersama anak. Menikmati kebersamaan apapun kondisinya. Tetap tenang dalam kondisi apapun, jadi tetap bisa mengontrol kata2 yang keluar dari mulut.
Semoga ini hanya hari ini saja dan tidak terulang lagi. Aamiin
Kudus, 26 Januari 2017

#hari3
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5