Tenang...ternyata itu kuncinya

Makan malam ini Raisa(3y3m) memilih untuk makan diatas kursi. Biasanya kami makan bersama dibawah (lesehan). Karena makanan untuk seluruh keluarga belum siap, baru untuk Raisa yang sudah ada, dia makan duluan diatas kursi tanpa ditemani siapapun. Menit2 pertama berjalan dengan cukup lancar, raisa makan sendiri tanpa kesulitan.

Tiba2 terdengar suara "krompyang" dari ruang makan. Saya yang sudah siap makan, spontanitas teriak "lha tenan tho (lha benar khan). Ayah pun juga mulai ikut2an bicara "udah dibilang, makannya dibawah aza ca". Namun sesaat itu juga saya berusaha tenang dan diam sekaligus mencegah ayahnya bicara lebih panjang. "Sudah yah, tenang dulu, diam, aku mau menenangkan diri dulu" kata saya. Saya pun meminta Raisa tetap duduk dikursi, saya juga duduk untuk menenangkan diri.
Setelah beberapa saat, ayah mulai membereskan mangkok dan makanan yang tumpah, saya meminta Raisa untuk membantu ayah memunguti nasi yang berceceran. Lalu saya sampaikan "ca, makannya dibawah aza ya". Dan kami pun melanjutkan sesi makan kami.

Malam ini berakhir tanpa drama. Buat saya ini sebuah pencapaian, meskipun tentu masih banyak yang harus dievaluasi. Tetapi turning point saya adalah "ketenangan". Menghadapi dengan tenang, akan membuat tensi emosi menurun, sehingga kata2 yang keluar dari mulut akan tertata. Benarlah kata seorang ahli, setidaknya diamlah dulu minimal 7 menit(kalo gak salah, he..he..lupa2ingat), sebelum kamu marah sama anakmu.

Sebelumnya, dengan kejadian yang sama, saya pasti akan marah2. "Kan, udah dibilang mama, makan dibawah aza", "ca, kenapa sih susah banget dibilangin", "ca, kamu bikin mama repot aza". Kata2 yang pastinya akan melukai hati anak saya, akan mudah sekali keluar dari mulut saya saat saya marah. Kata2 yang tidak bisa ditarik lagi. Kata2 yang membuat saya menyesal dan menangis dimalam2 saat anak saya tidur. Kata2 yang membuat saya lelah fisik dan jiwa.

Saya masih butuh banyak belajar dan praktek dalam bab komunikasi ini. Terutama untuk tidak bersikap reaktif terhadap sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang dilakukan anak saya. Tapi, malam ini saya senang, langkah pertama sudah saya lakukan, ini pencapaian tersendiri buat saya. Selanjutnya belajar konsisten untuk tetap tenang dalam situasi apapun. Dan tentu saja belajar mengkomunikasikan kata2 dengan lebih produktif. Semoga Allah mengampuni dosa2 saya sebelumnya, dan membimbing saya menjadi ibu yang mampu berkomunikasi produktif untuk anak2. Aamiin.
Kudus, 24 Januari 2017

#hari1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5