Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

5 Manfaat dari Kata "Tidak" yang di ucapkan Anak

Gambar
"Raisa  tolong nyalakan kipasnya!". "Gak mau, aku gak sumuk". "Raisa tolong ambilkan buah buat adik!". "Gak mau ambil sendiri". "Raisa ni adik diajak mainan. "Gak mau, aku mau mainan sendiri". "Raisa ayo mandi sekarang!". "Gak mau, nanti aza aku mau mandi sendiri". "Raisa ayo pipis dulu!". "Gak mau, aku belum pingin pipis". "Raisa gak usah pakai sepatu, pakai sandal aza biar cepat!". "Gak mau, aku mau pakai sepatu aza". Terdengar familiar ya moms, terutama untuk mama yang punya anak usia 3-5 tahun. Kata-kata "gak mau atau tidak" ini sering sekali terdengar setiap waktu dirumah kami. Harus di akui seringkali ini membuat saya frustrasi dan serasa ingin meledak (wk..wk..lebay). Tapi...iya lho, saat waktu yang mepet, tenaga yang tinggal saumprit, kerjaan yang masih menggunung, kata-kata "Gak mau atau Tidak" yang diucapkan anak serasa bom atom yan

Membeli Sesuai Kemampuan

Seringkali Raisa mengungkapkan keinginannya untuk membeli barang-barang yang dia inginkan. Seperti hari ini, saat di dalam mobil Raisa mengatakan ingin dibelikan spinner karena dia melihat spanduk gambar spinner di depan sebuah toko. Lalu mulailah terjadi diskusi diantara kami. "Raisa inginnya kan banyak sekali, boleh dipilih salah satu dulu mana yang mau di beli" "Iya mama" "Lalu kita hitung uang tabungannya sudah cukup atau belum" "Gitu ya ma". "Iya" Tentu kita boleh memiliki banyak keinginan dalam hidup, tapi yang selalu ingin saya ajarkan pada anak-anak adalah apakah keinginan itu benar-benar kita butuhkan dan yang terpenting juga apakah kita sudah mampu membelinya. Kudus, 24 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari10 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarusDicari #CerdasFinansial #odopfor99days57

Belajar Menabung

Gambar
Rafifa melihat uang logam di dalam tasnya. Langsung saja dia mengambilnya dan memasukkannya ke dalam celengan. Lalu Rafifa meminta lagi uang logam pada Ayahnya bersamaan dengan datangnya Raisa. Ayah meminta tolong Raisa mengambil uang logam di motor Ayah. Sejak kecil anak-anak memang kami biasakan untuk menabung, memang baru sebatas uang receh. Namun anak-anak senang dan menjadi acuan saat mereka meminta sesuatu, apakah uang tabungannya cukup atau belum. Selain belajar mengendalikan keinginan, dengan menabung anak-anak juga belajar menghargai uang. Kudus, 23 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari09 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarusDicari #CerdasFinansial #odopfor99days56

Rizki dari Laut

Sore ini kami berkesempatan berlibur ke pantai Bandengan Jepara. Disana kami sama-sama bermain air, pasir dan menikmati hembusan angin. Raisa dan Rafifa tampak senang. Saat saya mengajak Raisa menikmati deburan ombak dan berenang di pantai, saya tanyakan kepadanya: "Raisa laut ini siapa yang menciptakan?" "Allah ma". "Allah kasih rizki buat kita dari laut ca, ada ikan, Alhamdulillah ya". "Iya ma". "Air laut ini rasanya apa?" (Sambil saya masukkan sedikit air laut ke mulutnya) "Asin ma". "Iya, dari air laut ini bisa dibuat garam yang buat masak mama" "Alhamdulillah ya ca, Allah kasih banyak rizki dari laut". "Iya Mama". "Allah sayang kita ya ca!" "Iya Ma". Untuk Raisa yang berusia hampir 4 tahun, mengenal Allah sebagai Pemberi Rizki adalah dengan mengenalkannya pada ciptaanNya. Ciptaan Allah yang bisa dia rasakan manfaatnya, bentuk kasih sayang Allah kepada hambaN

Merasa Cukup dan Tidak Serakah

Pagi-pagi sepulang membeli ketan ternyata di depan rumah sudah ada mbak belanja. Saya langsung memilih sayur dan lauk. Karena kami biasa membeli jajan di mbak belanja, beliau menawarkan beberapa jajan yang biasa Raisa beli. Raisa hanya diam saja, karena dia tahu bahwa saya tidak akan membelikannya jajan dua kali. Sebelumnya kami telah membeli ketan. Saya sampaikan kepada mbak belanja, "Nggak mbak, udh belo ketan". Kadang-kadang sebagai orangtua, saya juga tidak tega bila anak meminta sesuatu. Tapi saya tidak ingin anak berlebihan, apalagi bila sebelumnya keinginannya telah terpenuhi. Ini salah satu cara saya mengajarkan cerdas finansial kepada anak agar dia merasa cukup dengan yang telah dimiliki. Kudus, 20 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari07 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarusDicari #CerdasFinansial #odopfor99days54

Kesehatan, juga Rizki dari Allah

Setiap selesai mandi, saya selalu mengoleskan bedak gatal di punggung Rafifa. Punggung Rafifa terkena biang keringat. Raisa yang melihatnya, berkomentar : "Kasihan ya Ma, adik!" "Iya kasihan adik, makanya ini Mama kasih bedk biar adek lekas sembuh" "Juga berdo'a sama Allah semoga Adik lekas sembuh ya Ca!" "Iya mama"' "Yuk berdo'a" "Ya Allah sembuhkanlah Rafifa, Aamiin". Kami berdo'a bersama-sama "Kita harus bersyukur kepada Allah Ca, karena sudah diberi kesehatan. Salah satu rizki Allah itu adalah kesehatan". "Iya mama". Mengenalkan Allah sebagai pemberi rizki dapat dilakukan melalui peristiwa yang kita alami sehari-hari. Dan lebih penting dikenalkan kepada anak bahwa rizki Allah tidak hanya berupa uang dan harta benda, kesehatan juga adalah kesehatan yang harus disyukuri. Kudus, 19 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari06 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarus

Menjemput Rizki Allah Dengan Bekerja Keras

Selepas Magrib kami melihat pak tukang sampah kompleks berkeliling mengambil sampah di rumah para warga. "Lihat ca ada pak tukang sampah yang baru ambil sampah malam-malam". "Kenapa Ma, kok malam-malam?" "Ya karena kalau pagi bapaknya kerja jadi satpam ca!" "Malamnya jadi tukang sampah, yang ambil-ambil sampah". "Itu namanya bapaknya pekerja keras ca, salah satu cara untuk menjemput rizki Allah dengan bekerja keras". Itulah sekilas perbincangan kami malam ini. Saya tidak tahu apakah Raisa mengerti apa yang saya sampaikan karena dia hanya berkomentar "iya ma...iya ma..."'. Suatu hari nanti saya yakin dia akan mengerti bahwa Allah akan selali memberikan rizki Nya kepada hamba-hambanya yang mau berusaha dengan cara yang baik dan halal. Kudus, 18 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari05 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarusDicari #CerdasFinansial #odopfor99days52 Q

Akhirnya beli masker (juga)

Gambar
Ahad pagi kami berjalan-jalan ke alun-alun. Sepulang dari alun-alun Raisa minta dibelikan masker yang sudah dua hari lalu dia inginkan. Raisa lupa membawa uangnya, lalu saya sampaikan pinjam uang Mama dulu gak papa nanti diganti dirumah.  Setelah berkeliling mencari tempat penjual masker, kami tidak menemukannya akhirnya kami menemukan sebuah toko aksesoris. Ternyata masker bergambarnya tinggal dua, yaitu gambar katak dan panda. Raisa tetap ingin membeli meskipun gambar favoritnya tidak ada. Raisa terlihat senang sekali. Pembelajaran menunda keinginan dengan membeli setelah uangnya cukup sudah dilalui Raisa, setidaknya dia telah berhasil menunggu selama 2 hari. Semoga ini menjadi latihan yanh tepat untuknya belajar sabar dalam hal cerdas finansial. Kudus, 17 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari04 #Level8 #RezekiituPastiKemuliaanYangHarusDicari #CerdasFinansial #odopfor99days51

Waktu bersama anak

Gambar
"Wah...enak ya rul kamu..bisa sama anak terus tiap hari" "Kamu juga enak mbak... bisa punya uang sendiri...juga ketemu banyak orang tiap hari" Itu obrolanku dengan seorang teman bertahun lalu. Versi rumput tetangga lebih hijau ala emak2...he..he... Bagi ibu yang bekerja di ranah publik, kebersamaan dengan anak adalah sesuatu yang mahal. Merasa iri dengan ibu yang dirumah bersama anak-anaknya. Setelah sampai dirumah sebisa mungkin ingin main dengan anak, meskipun energinya sudah tinggal sisa-sisa.  Berharap waktu yang sedikit itu bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bersama anak, tanpa tercampuri oleh tugas kantor yang masih menumpuk untuk diselesaikan. Tantangannya adalah memanfaatkan kuantitas waktu yang sedikit dapat berkualitas bersama anak. Bagi ibu yang bekerja di ranah domestik, kebersamaan dengan anak itu hal yang biasa saja, lha wong 24 jam, 7 hari dalam seminggu bersama anak. Saking biasanya sampai lupa kalau ini adalah hal yang sang

Menganalisa Kebutuhan vs Keinginan

Hari ini tiba-tiba Raisa mengungkapkan keinginannya untuk dibelikan mainan spinner. Saya tanyakan untuk apa beli spinner? "Itu lho Ma, buat mainan kalau di masjid!", jawabnya "Kan di masjid buat sholat ca, bukan mainan". "Iya kan mainannya diluar Ma, ama Azzam biar sama kayak punya Azzam". "Maaf ya, gak beli dulu ya spinnernya" "Kenapa Ma?" "Raisa belum butuh, mainannya masih banyak" "Tapi kan biar sama kayak punya Azzam Ma". "Iya, tapi gak semua yang temanmu punya kamu harus punya, kan yang kamu punya temanmu belum tentu punya juga kan?" "Lagian kan Raisa pinginnya banyak tho?", tanya saya "Iya Ma", jawabnya "Trus Raisa pinginnya yang mana dulu?" "Hmm...itu aja Ma, masker". "Memang Raisa beli masker buat apa?" "Kan buat kalau naik motor tho!" "Iya...biar apa pakai masker?" "Biar nggak kena debu Mama". "O

Menabung, Salah Satu Cara Mengajarkan Cerdas Finansial Pada Anak

"Mama aku pingin dibelikan itu (masker)", rajuk Raisa. Siang ini kami kedatangan tamu, seorang teman Mama beserta putra kecilnya. Setelah puas ngobrol dan main bersama, mereka berpamitan pulang. Karena mereka naik motor, tak lupa mereka memakai jaket, helm dan masker. Raisa terus memperhatikan saat Mama membantu memakaikan jaket, helm dan masker pada teman barunya. Setelah mereka pergi, Raisa mengutarakan keinginannya untuk dibelikan masker. Saya sampaikan bahwa kita lihat dulu tabungan Raisa. "Raisa kan pinginnya banyak, ada mukena, sandal, sepeda,masker, mana dulu yang mau dibeli?", tanya saya. "Masker dulu ma!", jawabnya "Ya udah nanti kita lihat dulu ya, tabungan Raisa cukup apa nggak!", lanjut saya Salah satu cara saya mengajarkan cerdas finansial pada Raisa adalah dengan menabung untuk memenuhi keinginannya. Cara ini juga cukup efektif untuknya belajar menunda keinginan, jadi dia tidak terbiasa "sak dek sak nyet" (ingin s

Baju, Rezeki dari Allah

"Mama...kenapa bajunya cuma satu ma, kenapa adik nggak dibeliin?" Begitu celoteh Raisa saat memilih baju sebelum tidur siang. Beberapa hari yang lalu, kami mendapat kejutan. Sepulang dari rumah Titi, saya melihat tas kresek hitam yang berisi baju anak-anak. Setelah saya tanyakan kepada Kung, ternyata baju itu dari mbak Jihan. Oleh-oleh dari Bandung sebagai bentuk rasa terimakasih setelah beliau meminjam tas koper kami. Kembali ke celotehan Raisa... Saya jelaskan kepada Raisa bahwa baju itu adalah rezeki dari Allah. Raisa masih bertanya, kenapa bajunya cuma satu? Kenapa nggak dua? "Ya karena mbak Jihan belikannya cuma satu, kebetulan ukurannya pas buat Raisa", jawab saya "Dibelikan satu atau dua tidak masalah, semuanya rezeki dari Allah", lanjut saya "Ucapkan apa nak kalau dapat rezeki dari Allah?, tanya saya "Alhamdulillah", jawab Raisa. Kudus, 14 September 2017 #KuliahBunsayIip #Tantangan10hari01 #Level8 #RezekiituPastiKem

Mau Tetap Bersemangat Setiap Hari? Ciptakan Kegiatan Baru!

Gambar
Konon katanya, kalau mau bersemangat setiap hari, buatlah satu kegiatan baru yang berbeda setiap hari. Ciptakanlah kegiatan baru, tambahkanlah dalam to do list harianmu. Rutinitas tentu tak bisa ditinggalkan, karena kalau ditinggalkan akan amburadul semuanya, apalagi sebagai ibu tanpa ART yang harus mengurusi semua tetek bengek rumah tangga sendiri. Rutinitas memasak misalnya, meskipun setiap hari memasak menu yang berbeda dengan cara yang berbeda, tapi judulnya tetap saja "uplek-uplek" di dapur. Kegiatan ini bolehlah sekali-kali ditinggalkan, dengan konsekuensi yang menyertainya. Karena perut harus diisi agar tulang punggung tetap tegak, membeli masakan matang menjadi solusi. Solusi sementara karena kalau tiap hari beli juga jadi bosan, belum nutrisinya bagaimana, apalagi kondisi dompetnya, wk..wk... Mencuci dan menjemur baju, aktivitas rutin yang juga tidak boleh ditinggalkan, ditiadakan sehari aza tidak apa-apa, tapi kalau lebih dari itu, rumah akan penuh gunungan b

Aliran Rasa Semua Anak adalah Bintang

Tantangan pada game level 7 ini membuat saya harus jeli melihat setiap kemampuan yang Raisa tunjukkan. Di usianya yang 3 tahun 10 bulan ini, dimana dia sedang mengembangkan identitas dirinya seringkali kesabaran saya di uji. Raisa seringkali menyatakan pendapatnya saat saya memintanya melakukan sesuatu. Sebenarnya saya amati ini cukup bagus untuk perkembangan identitasnya, karena dia tidak serta merta menurut apa yang saya inginkan jika hal tersebut tidak sesuai dengan dirinya. Dia selalu mengungkapkan alasannya, misalnya jika diminta mandi sekarang, Raisa akan menjawab, "bentar ma, aku masih keringatan". Hal-hal lain dia juga selalu punya alasan, dan alasannya selalu masuk akal. Saat identitas dirinya berkembang dengan baik, saya melihat ranah interpersonal Raisa juga berkembang dengan baik. Dia tidak mudah ikut-ikutan temannya jika dirasa apa yang dilakukan temannya kurang baik. Misalnya, kemarin Raisa bercerita tentang temannya yang pipis sembarangan. Raisa berpendapat ba