5 Manfaat dari Kata "Tidak" yang di ucapkan Anak



"Raisa  tolong nyalakan kipasnya!". "Gak mau, aku gak sumuk".
"Raisa tolong ambilkan buah buat adik!". "Gak mau ambil sendiri".
"Raisa ni adik diajak mainan. "Gak mau, aku mau mainan sendiri".
"Raisa ayo mandi sekarang!". "Gak mau, nanti aza aku mau mandi sendiri".
"Raisa ayo pipis dulu!". "Gak mau, aku belum pingin pipis".
"Raisa gak usah pakai sepatu, pakai sandal aza biar cepat!". "Gak mau, aku mau pakai sepatu aza".

Terdengar familiar ya moms, terutama untuk mama yang punya anak usia 3-5 tahun. Kata-kata "gak mau atau tidak" ini sering sekali terdengar setiap waktu dirumah kami. Harus di akui seringkali ini membuat saya frustrasi dan serasa ingin meledak (wk..wk..lebay). Tapi...iya lho, saat waktu yang mepet, tenaga yang tinggal saumprit, kerjaan yang masih menggunung, kata-kata "Gak mau atau Tidak" yang diucapkan anak serasa bom atom yang siap meledak kapanpun. Tentu saja ini adalah versi saya yang masih egois dan sok jadi orang yang lebih tua dan dewasa daripada dirinya yang baru seumur jagung. Merasa lebih tahu baik buruknya dan merasa lebih berkuasa.

Tunggu...tunggu...ternyata saya terlalu berlebihan. Kata-kata "Gak mau atau Tidak" yang diucapkan anak bukanlah akhir dari segalanya.
Sebenarnya dari kata-kata "Gak mau atau Tidak" , banyak sekali manfaat yang bisa orangtua maupun anak peroleh, diantaranya :

1. Mengembangkan identitas diri anak
Saat anak mengucapkan "tidak",  dia sedang berusaha berkuasa atas dirinya sendiri. Belajar mengidentifikasikan dirinya sebagai seorang individu yang memiliki pendapatnya sendiri dan memutuskan sendiri apa yang dia inginkan.
Karena sesungguhnya anak hanya ingin menjadi "Boss" atas dirinya sendiri.
 Baginya yang masih kanak-kanak, yang juga manusia yang punya kehendak, kemauan dan keinginan, ia hanya ingin menunjukkan eksistensinya atau ke "aku" annya. Menunjukkan bahwa ini lho aku "Raisa" yang juga punya kehendak dan keinginanku sendiri. Sama sekali tidak ada niat untuk membangkang atau tidak patuh, tapi karena dia  wingin punya kontrol atas dirinya sendiri. Dan ini bagus lho untuk membentuk konsep dirinya.

2. Belajar berempati satu sama lain.
Sebagai orangtua, kita juga sering mengucapkan kata-kata "tidak" entah dengan tujuan tertentu maupun tanpa tujuan sama sekali. Misalnya: saat anak minta diambilkan minuman dimeja (faktanya anak bisa mengambil sendiri), kita dengan tegas menolaknya dengan mengatakan "tidak" (dengan alasan agar anak belajar mandiri). Atau saat ada teman mengajak bertemu di luar rumah, kita menolaknya dengan menjawab "tidak" (karena memang sedang tidak ingin keluar rumah). Nah, ternyata kita sebagai orangtua pun juga sering menggunakan kata "tidak" sebagai bentuk kuasa atas diri kita sendiri.
Pun anak-anak, mengucapkan "tidak" sebagai bentuk kuasa atas diri mereka sendiri. Entah kata-kata itu bertujuan atau tidak sama sekali.
Empati adalah kemampuan untuk memahami perasaan orang lain. Saat orangtua berkata "tidak" anak belajar menghargai keputusan orangtua, pun saat anak berkata "tidak" kita sebagai orangtua juga belajar menghargai keputusan anak.

3. Belajar sabar dan saling menerima
Saat mendengar kata "tidak", tentu ada perasaan kecewa, marah dan sedih karena sebelumnya kita telah menaruh harapan. Perasaan tersebut bisa dialami orangtua maupun anak. Namun, kita bisa sama-sama belajar bersabar dan berusaha memahami serta menerima keputusan yang diambil orang lain. Baik kita maupun anak belajar mengelola emosi yang bergejolak di dalam diri.

4. Pembuka percakapan yang bermakna
Kata "tidak" adalah pembuka pintu percakapan dengan anak. Jika anak langsung menjawab "ya" maka persoalan selesai dan tidak ada percakapan lanjutan. Diskusi panjanga akan terjadi, yang pada akhirnya akan membuat kita memahami satu sama lain.

5. Menciptakan hubungan yang harmonis.
Tidak bisa dipungkiri, percakapan sehat yang seringkali kita lakukan bersama anak akan memberikan pengaruh yang positif baik bagi anak maupun orangtua. Kelekatan emosi akan tercipta sehingga hubungan yang harmonis akan terjalin.

Wah...ternyata kita bisa mengambil banyak manfaat ya mom dari kata "tidak" yang diucapkan anak.  Nggak ada yang salah kok dengan kata "tidak" yang diucapkan anak meskipun kita tetap harus membantunya belajar menggunakan kata "tidak" dengan bijak. Jadi masih mau emosi mendengar anak mengucapkan kata "tidak"?
Kudus, 25 September 2017

#odopfor99days58

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5