Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Feeling Useless

Gambar
Seringkali aku merasa kecewa dengan diriku sendiri. Sebagai ibu yang "di rumah saja" aku merasa tidak banyak hal yang telah aku lakukan. Seharusnya banyak hal yang bisa aku lakukan, karena fokusku hanya pekerjaan rumah dan anak-anak. Tapi nyatanya aku merasa gak melakukan apupun yang menurutku berarti. Melakukan kegiatan rutin yang berulang-ulang setiap hari. Memasak, menemani anak main, mencuci, menjemur, bersih-bersih rumah, nemeni anak tidur ikut ketiduran. Wis...pokoknya berasa gak ada gunanya. Itupun merasa masih gak optimal saat nemenin anak bermain misalnya, masih sering nggak fokus. Saat masak sering hanya menyuguhkan masakan yang itu-itu saja, rasanya kok kurang maksimal gizinya buat anak-anak. Berat badan anak yang gak nambah-nambah, gigi mereka yang gigis seolah tak terawat padahal tiap hari juga udah disikat. To do list harian yang sudah disusun, sering hanya nempel manis aza ditembok berminggu-minggu gak diganti. Pinginnya melakukan ini itu tapi kok ya

Belajar Bertanggung Jawab

Gambar
"Mama...aku mau eek", teriak Raisa sambil berlari. "Ya...ayo masuk kamar mandi, sudah keluar eeknya?", tanya saya "Sudah ma...tapi sedikit kok, mama jangan marah ya!", jawab Raisa Di dalam kamar mandi, sambil berceramah panjang lebar seraya mencuci celana Raisa yang terkena sedikit tinja. "Raisa kan bisa bicara dulu kalau mau eek, kalau perutnya sudah kerasa sakit bilang sama mama, jadi kan gak di celana" "Iya mama...maaf ya...udah terlanjur aku...besok-besok gak diulangi lagi" "Raisa gak kasihan sama Mama, nyuci celana yang ada eeknya?" "Enggak..kan tangannya bisa dicuci pakai sabun", jawabnya Eaalahhh beneer juga ni anak, saya yang lebay... "Ya udah...kalau gitu besok kalau Raisa eek lagi di celana, di cuci sendiri ya celananya!", lanjut saya. "Siap mama", jawabnya Hari ini... Kejadian yang sama terulang kembali... Raisa eek sedikit di celana. Lalu saya sampaikan bahwa dia ha

SUNDAY

Gambar
#day7 - Hari Minggu saatnya "ke luar rumah", melihat dan merasakan yang adem-adem gini..hati dan pikiran juga jadi adem. “It’s Sunday! Therefore i’m 100% motivated to do nothing today!” #7days #ARTmazingchallenge #sac13 #sac #DoingNothing #odopfor99days67

INSIGHT

Gambar
#day6 – 5 hari ini kita sudah “bicara” mengenai pause – doing nothing. Tidak melakukan apa-apa yang sesungguhnya tidak benar-benar tidak melakukan apa-apa. Insight atau pembelajaran positif apa yang Anda dapatkan sekarang? Bagikan ide Anda melalui foto yang menurut Anda mewakilinya! Seringkali hidup yang kita jalani setiap hari tidak sesuai dengan rencana yang telah kita susun. Tak pelak hal tersebut menimbulkan rasa kecewa, gagal, rasa tak berguna dan beragam perasaan negatif lainnya. Namun, saat kitaa yakin bahwa kita hanya bisa berencana dan berusaha semaksimal mungkin sedangkan ada Allah yang menentukan seluruh hasilnya. Disitulah saatnya kita untuk diam sejenak, tenang, mencoba mencari hikmah dan makna atas apa yang terjadi. Bersyukur adalah kunci pertamanya, lalu mulai mengevaluasi dan mulai "bergerak" kembali dengan langkah yang lebih bersemangat. Terus berdoa agar setiap langkah di ridhoi oleh yang Maha Kuasa. “Sometimes it’s perfectly okay, and absolutel

SILENCE

Gambar
#day5 - Kadangkala orang sibuk bicara dihadapan orang lain untuk membuktikan kemampuan diri. Dalam DIAM, ia memiliki waktu untuk memikirkan lagi siapa dirinya. Itu mungkin sebabnya banyak orang tidak tahan diam, karena ia sadar bahwa ia bukan siapa-siapa. Anak-anak yang mengajari saya untuk lebih banyak "diam". Saat mereka berbicara, bercerita sambil duduk di pangkuan. Merasakan detak jantungnya, melihat kedalam jernihnya matanya, melihat bibir mungilnya, ada damai dalam jiwa. Lalu kami saling berpelukan, dan ada senyum mengembang di bibirku. Priceless.. “However imperfect we are, HE writes beautifully” #7days #ARTmazingchallenge #sac13 #sac #DoingNothing #odopfor99days65

TIMING

Gambar
#day4 - Dalam hidup manusia tidak bisa untuk “tidak melakukan apa-apa” terus menerus. Ada tanggung jawab yang harus diselesaikan juga… Jadi, kapan waktu terbaik untuk “tidak melakukan apa-apa?” Waktu terbaik saya untuk "doing nothing" adalah saat pikiran sudah kalut, hati tak tenang, grasa grusu, bingung mau ngapain. Hal ini biasanya terjadi saat "to do list" harian saya tidak terlaksana dengan baik. Akhirnya yang saya lakukan adalah diam sejenak, duduk manis kalau memungkinkan ya menyepi masuk kamar, kalau tidak ya duduk diam saja dimanapun saya berada. Meskipun suasana di luar diri sangat riuh karena anak-anak yang masih riang gembira bermain, saya berusaha pikiran dan hati saya tenang dan senyap. Biasanya setelah moment "doing nothing" ini, saya akan kembali menemukan prioritas, apa yang harus saya lakukan terlebih dahulu agar "to do list" harian tetap terlaksana. “Trust the timing of your life”  #7days #ARTmazingchallenge #sac13

CONSEQUENCES

Gambar
#day3 - Bagi beberapa orang saat “tidak melakukan apa-apa” justru disanalah mereka merasakan bertumbuh atau berkembang. Yuk, sharing pengalaman Anda saat Anda tidak melakukan apa-apa! Dan, apa konsekuensinya untuk Anda bahkan lingkungan? Setelah memutuskan "di rumah saja" setelah sempat bekerja selama beberapa tahun, sebetulnya saya merasa "doing nothing" untuk 4 tahun terakhir ini. Merasa tidak melakukan apapun, sesuatu yang berarti baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Meskipun awalnya sangat berat harus menerima konsekuensi dari "doing nothing" ini diantaranya tidak memiliki kegiatan yang "berarti" dan tentu saja harus kehilangan teman dan kolega. Benar-benar menyepi dalam kesendirian, menepi dari hingar bingar karir. Namun pada akhirnya saya merasakan ada konsekuensi positif dari "doing nothing" yang saya alami. Saat diri berada pada kondisi tenang, tanpa tuntutan untuk melakukan "sesuatu", saat saya merasa

BALANCE

Gambar
#day2 Keseimbangan dibutuhkan dalam setiap hal. Kegiatan yang menyita energi harus diimbangi dengan istirahat. Kegiatan yang menyita fikir juga harus diimbangi dengan kegiatan yang menyenangkan. Dan caraku untuk tetap seimbang dalam hidup adalah dengan menyeimbangkan "we time" dan "me time". Meskipun seimbang bukan berarti harus sama persis porsinya. Tapi yang jelas setiap hari aku harus punya "me time", waktu yang bisa kugunakan untuk menyenangkan dirku sendiri dengan cara yang kusuka. Entah dengan tidur, membaca buku atau menulis.  #7days #ARTmazingchallenge #sac13 #sac#DoingNothing #odopfor99days63

PAUSE

Gambar
#day1 - PAUSE Banyak manusia terjebak pada rutinitasnya. Melakukan setiap hari dan lupa untuk berhenti sejenak, tidak melakukan apa-apa. Apa sebenarnya arti dari “tidak melakukan apa-apa”? Bagaimana “tidak melakukan apa-apa” versi Anda?  Doing nothing versi saya adalah memperlama duduk setelah sholat...diam sejenak...menikmati sekelebat apapun pikiran yang terlintas. Biasanya ini bisa saya lakukan selepas sholat tahajud atau sholat shubuh. Menikmati damainya anak-anak yang masih terlelap. Menikmati sejuknya udara pagi. Biasanya ide-ide akan bermunculan saat ini. Doing nothing kedua versi saya adalah membersamai anak-anak dan memberikan mereka kebebasan untuk melakukan apapun yang mereka suka tanpa saya ikut campur didalamnya. Duduk diam dan hanya memperhatikan. Tapi ini biasanya juga tidak berlangsung lama, tidak dalam hitungan menit mereka sudah pasti akan "menyeret" saya untuk "bergabung" bersama mereka. Doing nothing ketiga yang "agak mahal"

Yuk Kenali Otak Kita yang Berkaitan dengan Perilaku Kita

Gambar
Salah satu tantangan saya dalam membaca buku adalah menyelesaikannya. Seingat saya, hanya beberapa buku saja yang saya baca sampai tuntas. Diantara buku-buku itu adalah buku ESQ dan Toto Chan. Namun hal itu tidak membuat saya berhenti membaca buku. Agar saya tetap antusias membaca buku, maka saya membaca buku sesuai kebutuhan saya saat ini. Misalnya saya sedang butuh motivasi, saya baca buku motivasi, butuh tips berpikir positif saya baca buku berpikir positif. Butuh tips parenting, baca buku parenting. Dengan membaca buku sesuai kebutuhan saya merasa lebih semangat setiap kali mau membaca buku. Seperti saat ini, saya merasa tantangan terberat saya adalah mengendalikan emosi. Kalau orang lain mungkin mudah sekali menahan amarah, namun tidak dengan saya. Saya merasa kemarahan saya harus diungkapkan supaya orang lain mengerti bahwa saya sedang marah. Terus terang saya merasa tersiksa, bukan kedamaian dan ketenangan hati yang saya rasakan setelah mengungkapkan kemarahan tapi ras

Cerdas Finansial

Gambar
Mengajarkan cerdas finansial pada anak sama dengan mengajarkan cerdas finansial pada diri sendiri. Cerdas finansial yang saja ajarkan kepada Raisa (3y11 mo) yaitu bahwa Allah sebagai pemberi rizki, rizki bukan hanya uang, bijak mengelola keinginan, dan belajar menganalisa keinginan vs kebutuhan. Niatan awal mengajarkan Raisa tentang cerdas finansial, tapi justru saya yang belajar banyak. Bahwa rizki itu dari Allah dan bentuknya banyak sekali tidak hanya melulu uang. Ada kesehatan, teman yang baik, lingkungan yang baik, pikiran yang baik dan semua hal yang baik adalah rizki dari Allah. Kami juga belajar banyak tentang menganalisa antara keinginan dan kebutuhan. Setiap hari keinginan kita banyak sekali, ingin beli ini itu, makan ini itu, pergi kesini kesitu dan banyak lagi. Penting untuk mengajarkan pada anak apakah itu hanya sekedar keinginan yang bisa ditunda atau sesuatu yang memang kita butuhkan. Sebagai ibu, kadang saya juga tidak tega ketika anak meminta sesuatu dan tidak

"Self Healing" untuk Hidup yang Lebih Bermanfaat

Gambar
Ada sejumput rasa sedih dan kecewa ketika tulisan yang ku update hanya mendapat sedikit like dan komentar. Apalagi jika tulisan temanku di like dan di komentari oleh teman2 kami sementara punyaku tidak. Ho..ho..ho...ada apa denganku? Rasanya aku masih ingin menunjukkan eksistensiku sebagai penggiat PAUD pada teman2 ku dulu dengan berbagi pengalaman dan tips tentang anak agar keberadaanku tetap diakui dan "dilihat" oleh teman-temanku yang dulu. Ternyata luka "kehilangan" itu belum sembuh. Rasa ingin dihargai, dibutuhkan, dimanfaatkan masih cukup kuat ada dalam diriku. Dan itu yang membuatku sering kecewa dan sedih ketika harapan dihargai dan diperhatikan itu tak lagi kudapatkan. Rasanya cukup menyakitkan menghadapi kenyataaan bahwa sekarang aku tidak cukup berharga dihadapan teman2 ku dulu. Aku yang dulu sempat menjadi "someone" sekarang tidak lagi menjadi apapun. Ya  Allah perasaan sombong apa ini. Ampuni hamba Ya Allah... Tidak...tidak...sebet