Feeling Useless



Seringkali aku merasa kecewa dengan diriku sendiri. Sebagai ibu yang "di rumah saja" aku merasa tidak banyak hal yang telah aku lakukan. Seharusnya banyak hal yang bisa aku lakukan, karena fokusku hanya pekerjaan rumah dan anak-anak. Tapi nyatanya aku merasa gak melakukan apupun yang menurutku berarti.

Melakukan kegiatan rutin yang berulang-ulang setiap hari. Memasak, menemani anak main, mencuci, menjemur, bersih-bersih rumah, nemeni anak tidur ikut ketiduran. Wis...pokoknya berasa gak ada gunanya.

Itupun merasa masih gak optimal saat nemenin anak bermain misalnya, masih sering nggak fokus. Saat masak sering hanya menyuguhkan masakan yang itu-itu saja, rasanya kok kurang maksimal gizinya buat anak-anak. Berat badan anak yang gak nambah-nambah, gigi mereka yang gigis seolah tak terawat padahal tiap hari juga udah disikat.

To do list harian yang sudah disusun, sering hanya nempel manis aza ditembok berminggu-minggu gak diganti. Pinginnya melakukan ini itu tapi kok ya banyak yang gak kejamah. Pingin baca buku tiap hari tapi gak kelar-kelar, fokus sering ganti. Pingin nulis artikel, hanya sampai judul dan paragraf pertama. Pingin segera lounching proyeknya, izin suami sudah digenggaman, brosur gak jadi-jadi.  Rumah juga ga rapi-rapi amat. Jangan tanya kontribusi ke luar rumah, didalam rumah saja banyak yang tak terselesaikan. Rasa nya kok gak berarti banget hidupku.

Sering merasa iri dengan teman-teman, mereka berkarier diluar tapi bisa ngurusi rumah juga dengan oke. Tetap punya karier bagus, anak-anak juga keurus. Bahkan ada yang sekolah lagi dan tetap bisa merawat anak-anaknya. Yes..ada perasaan gimana gitu, mereka bisa melakukan banyak hal meskipun bukan full time mom, sedangkan aku hanya begini-begini saja.

Sering juga terpikirkan apa aku kerja saja dan anak-anak aku titipkan. Tapi ya sebagian besar hatiku juga gak rela. Karena anak-anak adalah tanggung jawabku , pendidikan dan pengasuhan mereka adalah tugas utamaku. Apa iya mau aku subkontrakkan ke orang lain? Sepertinya tidak karena itu bukan aku banget. Kalaupun aku paksain kerja, aku juga pasti kepikiran anak-anak dan gak akan maksimal dua-duanya.

Bekerja buatku juga bukan sekedar cari uang, tapi lebih ke eksistensi diri. Jadi harus benar-benar cari pekerjaan yang aku banget. Sedangkan saat ini belum terpikirkan juga mau kerja apa. Aku suka dirumah bersama anak-anak, aku bahagia menghabiskan hariku bersama mereka, hanya saja aku harus melakukan lebih dari sekedar mendidik dan mengasuh mereka. Aku butuh mengaktualisasikan diriku dan kemampuanku.

Gak setiap waktu sebenarnya perasaan semacam ini muncul. Setelah aku analisa (ciie...) biasanya perasaan ini muncul, pertama pas aku lagi PMS (tepok jidat...PMS jadi kambing hitanlm, wk..wk..). Biasa lha ya...efek PMS kan macam-macam, ada yang badannya sakit semua, ada yang tiba-tiba perasaan sedih gak karuan gak tahu apa penyebabnya, ada yang tiba-tiba pingin marah-marah aza.

Yang kedua,  perasaan ini muncul biasanya setelah aku "ngintipin rumah" teman. Liat foto temen lagi presentasi cantik pake baju kerja yang rapih, lihat temen yang punya segudang kegiatan bermanfaat, lihat ibu-ibu yang telaten banget bikinin APE buat anak dan main bareng, atau ibu-ibu yang buatin makanan keren, enak bin variatif buat anaknya. Aduuh...abis scrolling medsos gitu perasaan mesti gak karuan, berasa apalah-apalah aku ini.

Saya yakin tiap orang pernah merasa yang seperti ini, kadarnya dan kasusnya aza yang beda-beda. Dan ini yang biasanya aku lakukan, supaya perasaan ini gak berlarut-larut, mengganggu kesehatan jiwa dan raga :

1. Stop scrolling medsos dulu.
Agak susah ya...soalnya ini jadi semacam hiburan satu-satunya yang termurah dan terjangkau buatku. Tapi iya memang harus dibatasi, apalagi kalau perasan sedang sensitif. Sebenarnya scrooling medsos buatku banyak manfaatnya, banyak inspirasi yang aku peroleh dan masih ada yang aku rasakan sampai sekarang, kenal IIP, ODOpers, FBE juga dari medsos. Tapi iyes memang harus pintar-pintar memilah dan memilih, juga memanage waktu. Mengambil lebih banyak keuntungannya daripada kerugiannya.

2.  Berpikir positif, Praise My self
Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Kenapa? Karena memang kita gak tahu dan gak merasakan perjuangannya merawat "rumput" itu. Jelas lebih hijau karena kita hanya melihatnya dari jauh. Gak kelihatan kalo ada beberapa rumput yang kering, kalau ada beberapa rumput liar yang musti di cabut, kalau ada rumah semut dibawah rumput . Hanya terlihat lebih hijau saja dimata kita dibanding rumput kita sendiri.

Setiap orang memiliki "pertempurannya"sendiri. Tak bijak jika kita harus membandingkan diri dengan orang lain. Apa yang terlihat baik dan indah belum tentu seperti itu kenyataannya. Pun sebaliknya apa yang terlihat buruk dan jelek, belum tentu seperti itu kenyataannya. Bandingkan diri hanya dengan diri sendiri, dengan pencapaian yang sudah kita raih. Bersyukur dengan sekecil apapun perbaikan yang kita lalui.

Bukankah setiap ahli, ahli apapun itu tercipta karena praktek latihan setiap hari?
Memasak setiap hari (meskipun gak pernah mimpi jadi chef ya, he..he..), menjadikanku lebih mahir meracik bumbu, lebih mahir membuat masakan yang variatif (meskipun awalnya nyontek cookpad, wk.wk..), lebih mahir menyusun menu makan sehat keluarga dan lebih mahir memasak dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya (bwa..ha...ha..). So..menyenangkan kan memasak itu?

Menemani anak bermain juga mau gak mau bikin aku belajar fokus dan kreatif. Pertama belajar fokus, iyess karena anak-anak itu gak suka banget diduakan (iya laah...sapa juga yang mau). Selain itu, karena saya tidak secara khusus membuat rancangan bermain anak (sesuka mereka saja) jadi saya harus pintar menangkap moment untuk memberikan pembelajaran sama mereka.
Misalnya saat anak sedang bantu saya di dapur, menumbuk bumbu, wah...kesempatan ini dikenalkan dengan macam-macam nama bumbu. Nah hal seperti itu butuh fokus, gak bisa disambi-sambi scrolling medsos (wk..wk..).

Kedua, belajar kreatif karena anak-anak suka bosan kalau mainnya itu-itu saja. Jika mereka sedang mati ide, saya harus turun tangan untuk menyuntik ide ke mereka. Misalnya saat mereka bingung mau apa, kasih ide aza kita jalan-jalan ke tanah kosong sebelah, cari bunga liar, daun, rumput trus kita bikin hiasan dengan cara di lem di kertas. Hal seperti ini menuntut saya untuk belajar kegiatan-kegiatan main anak dan menjadi lebih kreatif.
Trus tulis deh kegiatan mereka, bisa jadi jurnal kan (kalo ini masih perjuangan banget karena belum bisa konsisten, wk..wk..)
Jadi, bermain dengan anak itu bukan hal yang biasa kan? Itu sungguh luar biasa...

3. Lakukan kegiatan yang beragam,  buat target harian yang realistis
Kata Pak Jamil "Ciptakanlah kegiatan yang berbeda setiap hari agar hidup tidak monoton dan hidup menjadi lebih hidup". Saya pernah mencoba membuktikan kata-kata itu dengan membuat proyek keluarga "hijaukan rumahku". Dan ternyata benar dengan menciptakan kegiatan baru, saya jadi bersemangat saat bangun tidur untuk melakukan proyek itu bersama anak-anak.

Jadi setiap hari saya buat to do list harian, misalnya baca buku, nulis, bersihin rumah (mo ngepel, bersihin kaca atau yang lain). Nah ini cukup efektif untuk membuat saya  merasa telah "melakukan sesuatu" setiap hari, nggak melulu melakukan hal yang rutin.

Terus bergerak setiap hari, meskipun hanya satu langkah kecil. Sesuaikan saja target dengan kemampuan saat ini. Tetap relaks menjalani hidup, memaknai setiap hal dengan penuh rasa.

4. Berkumpulah dengan orang-orang sholeh
He..he...maksud saya carilah pertemanan yang sehat. Meskipun untuk saat ini teman online saya lebih banyak daripada teman offline, it's ok yang penting tetep ada kuota data(wk..wk..). Saya mencoba mencari komunitas yang se misi se visi jadi bisa saling menguatkan dan menyemangati. Dan benar setiap hari saya mendapat ide-ide segar untuk dieksekusi. Ini membuat saya kembali bersemangat untuk melakukan "sesuatu".

Nah itu teman-teman yang biasa aku lakukan saat sedang merasa "feeling useless". Kalau teman-teman apa ni yang biasa dilakukan kalau sedang "feeling useless", sharing yuuuk!
Kudus, 30 Oktober 2017

#odopfor99days69
#menulis4selftherapy


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5