MEMETIK HIKMAH DARI SETIAP PERISTIWA



"Assalamualaikum..." 

Suara-suara kecil saya dengar dari balik pintu saat kami hendak bersiap tidur siang.
Ahh... Ternyata ada tamu. Seorang teman dekat bersama ketiga bocah kecilnya. 
Dalam hati saya membatin...
"Aduh nggak tepat banget nih datangnya, kirain ntar malam, tapi ya sudahlah..."
Alhamdulillah ada teman yang bermain meskipun niatan istirahat siang harus kami urungkan. 

Pertemuan terakhir kami dua bulan yang lalu, sehingga banyak sekali cerita yang mengalir. Sementara kami bercerita, anak-anak makan snack yang mereka bawa. Remahan snack bertebaran dimana-mana. Belum lagi bocoran "ompol" di lantai dan di kursi. Hmmm... Saya hanya bisa tersenyum. 

Hari itu sebenarnya saya berencana membersihkan rumah untuk persiapan acara "besar" di rumah esok hari. Sehingga, kedatangan mereka meskipun membuat saya senang tapi juga membuat saya sedikit "Ahh... Kenapa datangnya tidak nanti malam saja sih, kenapa harus siang ini? belum bersih-bersih rumah, belum persiapan untuk besok, belum membeli piring kecil untuk tempat snack dan juga antar laundry. Ah sudahlah... Dinikmati saja".

Sejak pagi sebenarnya saya sedang sedikit kecewa. Teman yang saya harapkan datang untuk membantu ternyata tidak datang. Adik yang saya harapkan bantuannya membeli piring kecil ternyata tidak bisa. Rasa-rasanya saya benar-benar harus sendiri mempersiapkan semuanya. Sedikit banyak kedatangan teman saya dan putra-putranya ini menghibur dan membuat saya sedikit melupakan rasa kecewa yang saya rasakan. 

Siang itu saya tidak memasak dan kami juga belum makan siang, akhirnya kami mengajak tamu kami untuk sekalian makan di luar dan mengajak anak anak bermain outdoor. "Alhamdulillah ya ada tamu jadi bisa sekalian makan di luar dan refresing. Kalau mereka tidak datang berarti saya harus memasak, wkkk...Padahal lagi malas banget masak".

Setelah hari agak sore kami pulang, tamu kami pun juga berpamitan pulang karena anak-anak sudah capek dan mengantuk. Sesampainya di rumah, saya langsung sampaikan kepada suami dan anak-anak. 

"Mama mau bersih-bersih rumah, kalian main diluar dulu ya!"

Dengan energi yang telah terisi full setelah makan dan menghirup udara segar saya melakukan pembersihan total seluruh rumah. Mulai dari membersihkan gudang, mengeluarkan mainan, botol dan kardus tak terpakai dari rumah ke dalam gudang. Mengambil sarung bantal kursi, sarung kasur lantai dan memasukkannya ke dalam tempat cucian kotor. Terakhir menyapu dan mengepel seluruh rumah sampai dengan teras. Capek tapi puas. Akhirnya saya bisa mengucapkan alhamdulillah untuk kesekian kali atas kedatangan teman dan anak- anaknya. Membuat kotor rumah dan membuat saya bersemangat membersihkannya sore ini juga, jadi besok pagi tinggal menyapu ulang dan menata tikar untuk acara. Jika teman saya tidak datang bermain bisa jadi saya akan menunda pekerjaan bersih-bersih rumah sampai besok pagi. 

Lalu bagaimana dengan membeli piring kecil untuk tempat snack? 
Tidak terbeli pastinya, karena hari sudah mulai malam dan ayah harus pergi ke toko untuk membantu jaga salah satu karyawannya tidak masuk. Laundry? Bisa lah diantar sebentar malam ini sekalian menghirup udara malam. 

Untuk tempat snack ayah punya ide memakai piring yang dirumah, snack di letakkan di piring-piring dan para peserta dipersilahkan mengambil sendiri. Ide bagus juga. Ide awal saya adalah meletakkan snack di piring- piring kecil untuk masing-masing peserta. Tapi ide ayah masuk akal juga dan bisa di pakai. 

Esok harinya... 
Para peserta kopdar mulai berdatangan. Tapi kok ada yang aneh, apa ya? Ahh... Ya mereka tidak membawa snack, he.. He.. 
Di flyer acara disebutkan bahwa snack potluck yaitu membawa snack sendiri-sendiri untuk dimakan bersama-sama. Dan, ternyata sebagian dari peserta belum mengetahui tentang arti snack potluck. Salah saya juga tidak menyertakan penjelasan di flyer. Bersyukur masih ada snack sisa kemarin yang dibawa teman saya sehingga bisa disajikan hari ini. Dan disajikan di piring-piring plastik yang ada dirumah pun sudah cukup. Alhamdulillah... 

Hari itu saya mengucapkan banyak Alhamdulillah meskipun awalnya ada rasa kecewa, capek dan mengeluh. Tetapi pada akhirnya Allah menunjukkan bahwa apapun yang terjadi pada saya hari itu adalah yang terbaik. Di mulai dari kedatangan teman dan anak-anaknya, awalnya sedikit menyesal kenapa mereka datang siang-siang ternyata itulah yang terbaik. Menjadi penyemangat saya untuk segera membersihkan rumah dan tidak menundanya esok hari. Lalu, ketidakdatangan teman yang saya harapkan bisa membantu akhirnya menjadi ajang untuk saya membuktikan kemampuan diri menyiapkan acara sendiri. Yang dibutuhkan adalah kemauan, kerja keras dan percaya diri. Selanjutnya, penolakan adik ipar untuk mengantar membeli piring kecil yang membuat saya sangat kecewa pada awalnya, ternyata berbuah manis. Memakai piring dirumah pun sudah cukup. Kalaupun jadi beli akan mubazir karena tidak akan terpakai. 

Setiap hari, peristiwa demi peristiwa terjadi. Ada yang membuat kecewa karena tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan atau rencanakan. Ada juga yang membuat gembira karena peristiwa itu pas di hati. Kondisi itu datang silih berganti. Namun, dengan keyakinan bahwa setiap peristiwa atau kejadian terjadi atas izin Allah, maka akan lebih mudah untuk selalu berpikir positif. Bahwa selalu ada hikmah dibaliknya. Yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah untuk kita. Mudah? Tidak. Bisa? Sangat bisa. Karena berpikir positif adalah sebuah ketrampilan yang harus dilatih terus menerus. Setiap hari melalui peristiwa yang kita alami setiap hari. 
Kudus, 03 Januari 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5