Belajar persamaan dan perbedaan


Pagi-pagi Raisa dan Rafifa berebut sebuah buku yang berjudul "DONAT COKLAT". "Gantian ca, tadi yang pegang adik dulu", seru saya. "Tapi ini buku kakak ma, punya adik yang "IBU AYAM", yang kayak gini-gini (sambil tangannya digerakkan kesamping) , yang ini kan gini-gini (sambil tangannya digerakkan ke atas)", jawab Raisa.

Aha...dapat moment Aha ni...batin saya. Mungkin maksud Raisa adalah bentuk bukunya berbeda, yang satu ke arah vertikal dan yang satu ke arah horizontal, namun karena dia belum tau namanya jadi dia hanya menyebut "kaya gini-gini", sambil menggerak-gerakkan tangannya.

"Oh maksud Raisa buku "DONAT COKLAT" yang bentuknya vertikal ini punya Raisa, sedang yang  buku "IBU AYAM" yang bentuknya horizontal punya adik Rafifa, gitu ya?", tanya saya. "Iya ma, gitu", jawab Raisa. Lalu saya ulangi lagi mengatakan buku ini bentuknya vertikal atau tegak lurus ca, sambil saya perlihatkan buku donat coklat, kalau yang ini bentuknya hotizontal atau mendatar sambil saya perlihatkan buku ibu ayam. Saya meminta Raisa mengulangi kata-kata saya vertikal dan hotizontal, he..he..ternyata dia masih kesulitan, baiklah kita pakai kata "ke atas dan menyamping" dulu ya, kata yang mungkin lebih familiar buat kamu, yang terpenting saat ini kamu tahu bahwa buku itu memang berbeda bentuknya dan kamu tahu namanya meskipun belum fasih mengucapkannya. Next time...insyaallah kita belajar lebih dalam lagi ya nak....

Hari yang sama di jam yang berbeda...

Kita bertiga sedang leyeh-leyeh dikasur, tiba - tiba Raisa meminta mama bercerita. Judul bukunya "SAYUR UNTUK KAMBING DAN KELINCI". Di halaman terakhir buku cerita tersebut ada kuis untuk anak, anak diminta menjawab pertanyaan apakah pada gambar 1 dan 2 sudah berbagi dengan adil.
Pada gambar 1: seorang ibu memberi kue kepada kedua anaknya dengan kue yang berbeda ukurannya. Untuk kakak kuenya lebih besar sedang untuk adik kuenya lebih kecil. Saya bertanya pada Raisa "menurut kamu kue yang dibagi ibu sama nggak ca?", tanya saya. "Enggak ma, beda", jawabnya. "Bedanya dimana", lanjut saya. "Yang ini besar, yang ini kecil", jawabnya sambil menunjuk gambar. "Adil gak ca?". "Enggak ma". "Lalu harusnya gimana". "Ya sama kuenya". Oke...bagus.
Sekarang lanjut ke gambar 2 : ada 3 orang anak yang masing-masing memegang satu buah apel. "Raisa kalau gambar ini gimana, adil nggak?", tanya saya. "Adil ma", jawabnya. "Kenapa?", "kan sama satu - satu", jawabnya. Oke ...bagus.

Dari dua moment yang berbeda hari ini, Raisa belajar matematika sederhana, yaitu arah vertikal dan horizontal, perbandingan besar dan kecil, dan jumlah yang sama.

Catatan tambahan :
Masih di atas kasur setelah bercerita...
Kami ngobrol ngalor ngidul, dan Raisa masih memegang bukunya. Tiba-tiba dia berkata sambil menunjukkan gambar pada buku cerita :"mama ini kan kakaknya, ini adiknya". "Lalu?", tanya saya. "Kakaknya kan udah besar, adiknya kan masih kecil. "Trus gimana?". "Ya kakaknya dapat besar, adiknya dapatnya kecil ma". "Oh...gapapa kaya gitu?", timpal saya. "Gak papa ma, kan kakaknya udah besar dapat besar, adiknya masih kecil dapat kecil", tegas Raisa.  Saya spechless, gak tau mau ngomong apa, apa yang dia katakan ada benarnya. Baiklah nak...mama iya in aza hari ini, karena memang adil kadang -kadang tidak harus sama. Pemikiranmu benar juga...si kakak yang lebih besar mungkin butuh makan yang lebih banyak, sedangkan adik yang masih kecil, lambungnya belum cukup besar untuk menampung kue yang lebih besar. Kita akan bahas masalah adil ini by case ya nak...untuk hari ini cukup dulu...mama sudah cukup banyak belajar dari kamu hari ini...terimakasih sayangku...
Kudus, 01 Agustus 2017

#Tantangan10hari09
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

#Odopfor99days29

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5