Membuat brownis untuk ultah adik
Hari ini tanggal 28 Maret 2017, bertepatan dengan ulang tahun Rafifa yang pertama. Sebetulnya tidak ada tradisi merayakan ulang tahun di keluarga kami. Namun, sebelumnya di ultah Raisa yang ke 2 dan 3, seorang teman mama yang baik hati dan pandai membuat kue, membuatkan kue tart untuk Raisa saat ulang tahun. Jadi, setahu Raisa ulang tahun dirayakan dengan potong kue tart.
Saat pagi hari saya sampaikan, "kak, hari ini ulang tahunnya adik lho". Raisa menjawab:"oh iya ma, kuenya mana? mama lupa ya gak beli kue?". Lalu saya jawab "enggak ca, mama nggak lupa, tapi ulang tahun tidak harus dirayakan dengan membeli kue, kita cukup berdoa bersama saja ya". "Iya mama", jawab Raisa.
Lalu mama punya ide, gimana kalau kita buat kue sendiri aza ca. Dalam pikiran saya adalah membuat brownies kukus dengan adonan instan. Raisa pun mengiyakan " oke mama". Tapi kita harus beli bahannya dulu ya. "Ayo ma kita beli sekarang!". Karena hari sudah agak siang dan Rafifa sedang tidur, jadi belanja bahan kuenya ditunda sampai sore.
Sore saat ayah pulang, mama menyampaikan rencana membuat kue. Ayah mengiyakan dan membantu mengantarkan mama, Raisa dan Rafifa untuk membeli bahan kue. Lepas magrib kami mulai mengeksekusi membuat kue sesuai petunjuk pada kemasan. Mama mulai mengocok telur, Raisa mulai terlihat tidak sabar untuk ikut2an mengocok. Setelah bahan dituang, tugas Raisa untuk mengaduknya. Dan Raisa terlihat senang sekali. Setelah selesai diaduk, adonan lalu dikukus. 30 menit kemudian kue sudah matang. Lalu kami sama2 menghiasnya dengan chocochip warna-warni. Setelah selesai semua kami berdoa bersama di ulang tahun Rafifa dan menyanyikan lagu potong kue. Raisa memotong kue dan mencicipinya. "Ehm...enaak", komentarnya. Tak lupa saya tanyakan bagaimana perasaannya hari ini, "Raisa senang mama". Alhamdulillah kegiatan membuat kue hari ini menyenangkan.
Kudus, 28 Maret 2017
#tantanganharike3
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayiip
Saat pagi hari saya sampaikan, "kak, hari ini ulang tahunnya adik lho". Raisa menjawab:"oh iya ma, kuenya mana? mama lupa ya gak beli kue?". Lalu saya jawab "enggak ca, mama nggak lupa, tapi ulang tahun tidak harus dirayakan dengan membeli kue, kita cukup berdoa bersama saja ya". "Iya mama", jawab Raisa.
Lalu mama punya ide, gimana kalau kita buat kue sendiri aza ca. Dalam pikiran saya adalah membuat brownies kukus dengan adonan instan. Raisa pun mengiyakan " oke mama". Tapi kita harus beli bahannya dulu ya. "Ayo ma kita beli sekarang!". Karena hari sudah agak siang dan Rafifa sedang tidur, jadi belanja bahan kuenya ditunda sampai sore.
Sore saat ayah pulang, mama menyampaikan rencana membuat kue. Ayah mengiyakan dan membantu mengantarkan mama, Raisa dan Rafifa untuk membeli bahan kue. Lepas magrib kami mulai mengeksekusi membuat kue sesuai petunjuk pada kemasan. Mama mulai mengocok telur, Raisa mulai terlihat tidak sabar untuk ikut2an mengocok. Setelah bahan dituang, tugas Raisa untuk mengaduknya. Dan Raisa terlihat senang sekali. Setelah selesai diaduk, adonan lalu dikukus. 30 menit kemudian kue sudah matang. Lalu kami sama2 menghiasnya dengan chocochip warna-warni. Setelah selesai semua kami berdoa bersama di ulang tahun Rafifa dan menyanyikan lagu potong kue. Raisa memotong kue dan mencicipinya. "Ehm...enaak", komentarnya. Tak lupa saya tanyakan bagaimana perasaannya hari ini, "Raisa senang mama". Alhamdulillah kegiatan membuat kue hari ini menyenangkan.
Kudus, 28 Maret 2017
#tantanganharike3
#level3
#myfamilymyteam
#kuliahbunsayiip
Komentar
Posting Komentar