My inner child

Aku tidak mau menjadi ibu yang ditakuti anak2 ku. Tapi nyatanya aku masih suka marah2 yang kadang aku merasa membuat Raisa menjadi takut padaku. Aku merasa dia mau dekat denganku hanya karena tidak ada pilihan lain, karena tidak ada orang lain dirumah. Saat ini dia masih kecil, kalau dia sudah besar dan tidak bergantung lagi padaku, aku takut dia akan meninggalkanku seperti aku meninggalkan ibuku.

Aku ingat...dulu saat ibuku masih ada, aku pernah bilang sama beliau, "mama besok kalau aku menikah, aku mau tinggal dirumahku sendiri ya". Aku tidak tahu bagaimana perasaan beliau saat itu, tapi sekarang aku tahu bahwa itu sangat menyakitkan. Bahkan saat SMA aku lebih memilih kost dan tinggal jauh dengan mamaku. Saat kuliah pun aku juga jarang pulang, dan kalaupun pulang pasti hanya sebentar saja. Aku tahu itu membuat mamaku sedih tapi aku tidak perduli. Aku ingat pernah sangat membenci mamaku saat masih kecil. Aku menangis diteralis jendela memanggil2 nama bapak (yang saat itu kerja diluar pulau), saat mama  memarahiku. Mamaku memang sangat cerewet dan sering memarahiku bahkan tak segan mencubit atau menjewer telingaku. Mama juga pernah memarahiku di depan budhe saat aku membawa parfum yang baunya sangat menyengat, itu membuatku malu dan jadi takut (minderan). Mamaku juga sangat krijik (suka kebersihan), jadi sering marah kalau aku sedikit kemproh.  Aku bahkan masih sering jijik jika berjalan tanpa sandal. Dan itu menular padaku, aku sering marah pada anakku untuk urusan kebersihan, keluar tidak memakai sandal, makanan tumpah, susu kececer dan hal sepele lainnya yang berkaitan dengan kebersihan.

Mungkin ini yang disebut inner child. Mungkinkah ini inner childku? Seorang anak kecil yang merasa kecewa dan marah pada ibunya?

Iya....ini inner childku dan tanpa sadar sekarang aku melakukan hal yang sama pada anak2ku. Baiklah inner childku, mari kita bicara !

Sebenarnya semua kemarahan mama padamu sangat beralasan jika di ingat2 sekarang, mama marah karena memang kamu anak yang ndablek, biasanya jika kamu sering pulang sampai sore menjelang maghrib saat bermain, atau ketika kamu mandi disungai. Atau ketika kamu bertingkah memalukan dan merugikan orang lain.

inner child :"Lalu apakah tidak ada cara lain selain marah? Tidak bisakah mama bicara baik2?"

Mungkin cara itu yang mama tahu, ilmu parenting dulu tidak sedahsyat sekarang. Cara mama menunjukkan kasih sayang dan kepeduliaannya padamu adalah dengan cara marah, supaya kamu tahu mana yang boleh dan tidak boleh, mana yang aman dan mana yang berbahaya. Itu adalah cara beliau mengungkapkan kekhawatirannya. Mandi disungai tentu sangat beresiko, dan kekhawatiran mama sangat beralasan, kamu bisa tenggelam kapan saja, ibu mana yang tidak khawatir? Kekhawatiran mama ditunjukkan dengan marah padamu berharap kamu tidak mengulanginya lagi.  Bermain itu baik, tapi menjadi tidak baik jika sampai lupa waktu,  siapapun sepakat dengan ini. Dan mama memberitahumu bahwa itu tidak baik dengan cara marah, supaya besok kamu lebih mengerti.

Sebenarnya semua itu sudah cukup menjadi bukti kan? Bahwa mama sangat menyayangimu, beliau marah bukan karena membencimu, tapi karena sayang padamu, hanya saja cara beliau mengungkapkannya yang kurang tepat.

Mau bukti lain kalau mama sayang padamu? Ingat kan, waktu itu kamu tersengat lebah dikepala, mama mengolesi kepalamu dengan bunga (diuyek2) sambil tetap marah2. Coba kalau mama nggak sayang kamu, pasti kamu dibiarin saja. Mau bukti lain?
Mama sayang sekali padamu, buktinya setiap kali selesai marah beliau akan membuatkan makanan kesukaanmu seperti kacang hijau. Mungkin itu adalah bentuk penyesalan beliau karena telah memarahimu.

Dulu kamu pikir, mamamu tidak menyayangimu karena beliau tidak lagi menyuapimu saat kamu sudah besar tidak seperti saudara sepupumu. Saat kamu kuliah, mama juga jarang menelponmu, kamu pikir karena beliau tidak kangen padamu. Suatu hari kamu tanyakan hal itu,"kenapa mama tidak pernah telpon aku, apa mama tidak kangen aku, apa mama tidak kepikiran aku?". Beliau hanya menjawab "kalau mama mikirin kamu, perasaan itu akan tembus ke kamu, dan kamu nggak akan kerasan disana. kamu menangis mendengarkan penjelasan beliau, ternyata selama ini beliau mengorbankan perasaan dan rasa kangennya demi agar kamu betah dan bisa menjalani kuliahmu dengan baik.  Sejak itu kamu sadar bahwa mama sangat menyayangimu, tapi mungkin cara mengungkapkannya berbeda dengan ibu2 yang lain. Mama selalu memasakkan makanan yang kamu suka karena sejak kecil aku seorang picky eater. Kamu ingat saat pulang mudik, dalam kondisi sakit, beliau memandumu memasak masakan favorit keluarga, sayur asem kacang panjang mix kecambah kedelai dicampur tetelan daging sapi. Mama marah pada bapak karena lebih banyak membeli sandung lamur (lemak daripada dagingnya). Itulah saat terakhirmu memasak bersama beliau. Saat masih sehat setiap kali mudik beliau selalu membuatkan sambal pecel untuk kaubawa sebagai bekal diperantauan. Beliau juga membawakan beras, gula, krupuk mentah dan sembako lainnya. Meskipun bawanya berat, tapi ini tidak bisa kamu tolak, karena ini tanda cinta dari mama. Meskipun dari keluarga kurang mampu, tapi mama mampu membiayai kuliahmu, beliau berusaha keras agar kamu tetap kuliah agar hidupmu jauh lebih baik dari hidupnya, ini adalah bukti lain dari kasih sayangnya. Yang selalu kauingat pesan mama adalah:"mama gak bisa kasih warisan ke kamu, jadi carilah kehidupanmu sendiri". Mungkin inilah yang membuatnya kuat dan tegar meskipun harus berpisah jauh dengan putri satu2nya, agar kehidupanmu jauh lebih baik.
Bukti lain bahwa mama sayang kamu adalah aku ingat, mama hanya marah karena kenakalan2mu, pulang menjelang magrib, mandi disungai, dan menyapu tidak bersih atau sambil melamun.  Beliau tidak pernah marah dengan prestasi belajarmu, dan dengan caramu belajar. Beliau selalu membiarkan kamu belajar dengan caramu sendiri, menjadi dirimu sendiri. Beliau bahkan membiarkanmu memilih SMP dan SMA sendiri, dan mendaftar sendiri agar kamu berani dan bisa bertanggungjawab. Diakhir hidupnya, dalam sakitnya bahkan beliau melarang saudara2mu untuk memberitahumu, demi agar konsentasi kuliahmu tidak terpecah. Beliau pendam rasa sakit dan rasa kangennya demi agar cita2mu tercapai.

 Inner childku, mama sangat menyayangimu, beliau bukan ibu yang sempurna seperti halnya ibu2 lain didunia. Beliau pernah melakukan kesalahan dalam mendidikmu, tetapi bukankah kebaikannya jauh lebih banyak? Maafkanlah mama...

inner child :"Mama...aku memaafkanmu aku menyayangimu, aku tahu itu semua engkau lakukan karena kau sayang aku, tapi maaf mama aku tidak melakukan hal yang sama karena aku tahu cara itu keliru. Aku akan menyayangi anakku dengan cara yang berbeda. Aku akan lebih sering mengatakan bahwa aku menyayangi mereka agar mereka tahu aku sangat sayang mereka. Dan jika mereka melakukan kesalahn, aku kan mengingatkan dengan baik2, belajar dari kesalahn itu dan bertanggungjawab dengan kesalahan itu. Aku juga akan meminta maaf jika aku salah sama mereka. Mama aku akan belajar menjadi ibu yang lebih baik untuk anak2ku, menerapkan hal baik yang telah engkau ajarkan padaku, dan mengganti hal buruk yang pernah engkau lakukan padaku. Terimakasih mama telah menyayangiku, mengajariku banyak hal baik dalam hidupku".
Kudus, 17 April 2017

Note : tulisan ini saya buat bukan untuk menjelekkan ibuku, beliau ibu terbaik didunia untukku, aku hanya ingin belajar dari kesalahnnya dan tidak mengulanginya saat ini. Dipungkiri atau tidak, inner child itu ada, dan aku ingin berdamai dengannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5