Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Ketaatan Anak Kepada Orangtua, Yeay or Nay?

Gambar
Peristiwa pertama, Hari sudah larut, saatnya untuk pulang dari bertamu, Ibu : "Ayo mas, ini sudah malam waktunya untuk pulang!" Anak : "Tidak mau, aku mau disini dulu!" Ibu : Ini sudah malam mas, waktunya pulang!" Anak : "Tidak mau!" (sambil berteriak-teriak dan memukul-mukul ibunya). Akhirnya ibunya mengalah, menuruti kemauan anaknya sampai si anak mau pulang. Peristiwa 2, Saat menemani anak belajar, Anak : "Mama, aku tidak mau belajar". Ibu : "Duduk, dan kerjakan PR nya atau Mama cubit nanti pantatnya!". Anak terdiam, menuruti kata-kata ibunya dengan rasa takut. Peristiwa diatas tentu saja hanya rekaaan, namun dalam keseharian dalam versi yang berbeda sering kita temui setidaknya dua model mengasuh dan mendidik anak. Model yang pertama, sering disebut dengan children centered yang lebih mengutamakan kegembiran, kesenangan, dan keinginan anak dalam mendidik dan mengasuh. Orangtua kehilangan kontrol atas anaknya. Model y

Peran Orangtua Memelihara Fitrah Anak

Gambar
Adakah anak yang terlahir baik hati? Atau Adakah anak yang terlahir jahat? Setiap manusia terlahir membawa fitrah. Fitrah (dalam bahasa arab) yaitu pembawaan sejak lahir, apa yang menjadi kejadian/bawaan manusia sejak lahir. Dalam bahasa yang lebih sederhana fitrah ini adalah potensi-potensi yang ada dalam diri manusia sejak dia lahir. Menurut psikolog Adriano Rusfi, fitrah anak telah Allah ilhamkan jalan dosa dan jalan taqwa. Seperti termaktub dalam QS Asy-Syam : 7 dan 8, “Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaanNya. Maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya”. Maka, jika anak tiba-tiba memukul padahal tidak pernah diajarkan memukul, maka jangan panik karena Allah telah ilhamkan padanya jalan dosa. Jika anak senang memakai jilbab saat keluar rumah, maka berbahagialah karena Allah telah ilhamkan jalan taqwa. Senada dengan hal tersebut, menurut Charlote Mason, anak tidak terlahir seratus persen baik meski juga tidak seratus persen buruk.

Semua Ada Waktunya

Gambar
Seperti halnya kuncup bunga yang pada akhirnya mekar, atau ulat yang menjadi kepompong lalu menjadi kupu-kupu. Hidup pun juga sama, semua ada waktunya... Dulu... Saat masih singgle saya selalu berusaha menyempatkan diri memasak makanan untuk bekal saat bekerja. Disela-sela memasak tersebut, saya berangan-angan suatu saat nanti akan memasak setiap hari untuk suami dan anak-anakku. Saya membayangkan itu akan sangat menyenangkan. Sekarang... Tiada hari tanpa memasak, setiap hari berkutat di dapur, mencoba menu-menu baru atau bahkan memasak masakan yang itu-itu saja. Ternyata memasak memang menyenangkan tapi kadang juga membosankan, hiks… Dulu... Saat pulang bekerja di sore hari, saya berangan-angan, ahh...Seandainya saya punya waktu lebih banyak untuk diri sendiri, saya bisa lebih banyak membaca buku dan mengembangkan ide-ideku. Sekarang... Iya...waktu saya memang lebih banyak, tapi ternyata buku masih saja tertata rapi di rak. Ide - ide juga masih ada di angan -angan. Ahh

Belajar dari Alam

Gambar
Kemarin kami menemukan sekelompok semut yang bergotong royong membawa makanannya. Raisa lalu bertanya, "Mama, kenapa semutnya bekerjasama?" "Makanannya mau dibawa kemana?" "Kenapa makannya tulang, bukan susu?" "Kenapa semutnya warnanya merah?" "Tadi aku juga lihat semut bekerjasama di pohon kersen". Di lain hari kita bertemu dengan belalang, "Mama belalangnya mau kemana?" "Kenapa belalangnya sendiri, mamanya dimana?" "Mama belalangnya warnanya apa?" "Ada belalang warna merah nggak Ma?" Atau saat kami melihat burung kecil sedang mencari makan, "Mama, kenapa burungnya masih kecil sudah bisa terbang? Alam menyediakan banyak hal untuk  anak pelajari. Semut yang bekerjasama membawa makanan, belalang yang pantang menyerah melompat ke atas daun, burung kecil yang gigih mencari makan, jangkrik yang tersesat didalam rumah, kepompong yang sabar menggantung di pohon jeruk, bunga berwa

Anak-anak Terlahir Kreatif

Gambar
Apa yang kita lihat? Tumpukan kardus di atas kursi. Yess...secara kasat mata memang benar kardus di atas kursi. Ternyata...dalam persepsi anak bisa berbeda. Suatu hari saya bertanya, "Ini apa"? "Kasur Mama!" Lain hari saat bersama teman-temannya, dia mengajak mereka duduk diatasnya sambil berkata, "Ayo kita naik ke kapal!" (Sekarang kardus menjadi kapal". Lembaran-lembaran kardus itu bisa menjadi apa saja, tergantung dari imajinasi anak-anak. Sebelumnya dia direkatkan dengan lakban dan menjadi terowongan. Lalu menjadi alas duduk. Menjadi holahop yang dimasukkan dari kepala lalu badan diputar-putar sampai kardus turun kebawah. Lembaran-lembaran kardus membuktikan bahwa anak-anak terlahir kreatif, tugas kitalah sebagai orangtua untuk merawat serta memacu kreativitas mereka. Bagaimana caranya? Berikut adalah beberapa tips bagi orangtua untuk memacu kreatifitas anak yang terangkum dalam kata "CREATIVE": 1. Calm (Tenang). Fokuslah

Anak sebagai Korban dan Pelaku Pelecehan Seksual

Review materi kelompok 10  Kejahatan seksual yang bisa terjadi pada anak yaitu pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah bentuk kekerasan, dimana anak di bawah umur dipaksa terlibat dalam aktivitas seksual, dipaparkan atau dipertunjukkan organ kelamin secara tidak senonoh, anak disalahgunakan untuk mendapatkan kepuasan seksual, atau menggunakan anak dalam pornografi. Berikut ini kisah mengenai pelecehan seksual yang terjadi pada anak dan pelakunya adalah seorang anak juga yang notvabene adalah teman sekolahnya. Lanjut saya👇🏻 Kisah ini terjadi di sekitar saya: 🧕🏻saya 👱🏻‍♂pelaku 🙍‍♀Korban Hal ini bermula ketika🧕🏻melihat anak 🙍‍♀ini berperilaku tidak seperti biasanya, yang semula anak ini ceria, aktif, rajin, peduli tiba-tiba berubah menjadi pendiam, murung, suka menyendiri, mudah marah bila ditegur anak laki-laki.  Ketika di tanya kenapa tidak mau bermain bersama teman-teman? Jawabannya selalu sama yaitu malas, mau sendirian saja. 🧕🏻mulai curiga bahwa 🙍‍♀

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak Melalui Pengenalan Aurat Sejak Dini

Review materi klp 9 Saat ini kembali marak berita mengenai kasus pelecehan seksual pada anak. Pelakunya pun orang terdekat dari para korban. Miris sekali, seharusnya sosok terdekat bisa menjadi pelindung & panutan bagi anak-anak namun yang terjadi justru sebaliknya. Belum lagi kasus penyimpangan seksual lainnya yang semakin menghantui para orang tua. Lalu apa yang harus dilakukan para orang tua untuk dapat membentengi anak-anak dari penyimpangan perilaku & kekerasan seksual? Sebelum masuk pada pembahasan lebih dalam, kita pahami dulu pengertian mengenai fitrah seksualitas dan aurat. ☘Pengertian Fitrah Seksualitas Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berfikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati. ☘Ada tiga tujuan utama yang ingin dicapai saat membangkitkan fitrah seksualitas, yaitu: 1. Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. Anak bisa memahami bahwa dia itu laki-laki ataupun perempuan.

Konsep Gender dan Budaya Malu pada Anak Usia Dini

Review Materi klp 8 Definisi Konsep Gender Konsep Gender menggambarkan peran, fungsi dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial. Misalnya laki-laki itu kuat,rasional, perkasa, dll. Sedangkan perempuan itu lembut, lebih berperasaan,keibuan, dll. Budaya Malu 🔹Malu yaitu merasa sangat tidak enak hati (hina,rendah, dsb) karena berbuat sesuatu yang kurang baik (kurang benar, berbeda dengan kebiasaan, mempunyai kekurangan, dsb). 🔹Budaya yaitu pikiran, akal budi, sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sukar diubah. 🔹Budaya malu berarti sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang timbul dari pikiran dan akal budi yang merasa tidak enak hati karena berbuat sesuatu yang kurang baik. 📚Latar Belakang 📌Ada banyak aktivitas keseharian yang kita temui, terkesan biasa, lumrah, wajar, tapi bisa mempengaruhi perkembangan seksualitas anak, terutama tentang konsep diri akan gender (laki-laki dan perempuan). 📌Makin maraknya kekerasan seksual te

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Sejak Dini (usia 0-7 tahun)

Gambar
Maraknya pelecehan seksual tak urung membuat kita semua khawatir. Mulai dari pelecehan seksual pada anak, penyimpangan seksual seperti LBGT menghiasai pemberitaan di media kita setiap hari. Hal tersebut membuat kita sebagai orangtua menjadi semakin mawas diri dan terus menerus bertanya "Apa yang sebaiknya kita lakukan?" Sebagai orangtua, solusi untuk menangkal pelecehan dan penyimpangan seksual adalah dengan menumbuhkan fitrah seksualitas dengan mengenalkan fitrah seksualitas sejak dini secara bertahap sesuai usia anak. Sebelumnya kita pahami dulu tentang fitrah seksualitas. Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Di dalamnya terdapat pengertian seks dan seksualitas. Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dime

Fitrah Seksualitas: Makna dan Tantangannya

Review klp 6 Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Jadi, fitrah seksualitas ini berbeda dengan pendidikan seks. Pendidikan fitrah seksualitas dimulai sejak bayi lahir. Dan kunci dalam menumbuhkan fitrah seksualitas adalah kehadiran dan kedekatan orang tua dengan anaknya dari lahir sampai masa aqilbaligh paripurna. Menurut riset anak-anak yang tercerabut dari orang tuanya sejak dini baik karena perang, bencana alam, perceraian, long distance mariage berkepanjangan, dll akan banyak mengalami gangguan kejiwaan, mulai dari perasaan terasing, perasaan kehilangan kelekatan, sampai depresi. Kelak dewasa mengalami masalah sosial dan seksualitas seperti homoseksual, membenci perempuan, curiga pada hubungan, dsb. Ketika menjadi suami menjadi kasar, susah memahami perasaan istrinya, atau "ketergantung" dengam istri, tidak memiliki visi misi, dll. Ketika menjadi istri susah