Memahami Fitrah Seksualitas Untuk Mencegah Kekerasan Seksual Pada Anak

Review Materi klp 3

Sebanyak 90% pelaku kekerasan seksual pada anak adalah orang-orang terdekat, bahkan sebagian merupakan keluarga yang mengenal dekat korbannya.

Berikut adalah beberapa cara untuk menjaga anak-anak jauh dari pelecehan seksual:
1. Jangan berharap bahwa anak dapat melindungi dirinya sendiri atau mampu serta-merta menceritakan pelecehan seksual yang dialaminya. Anak perlu dibantu untuk dapat melakukannya.
2. Mengembangkan komunikasi terbuka, dan percaya pada anak.
3. Berikan informasi pada anak mengenai mana bagian-bagian tubuhnya yang pribadi: jelaskan bagaimana dan siapa yang boleh menyentuh bagian tubuhnya.
4. Ajarkan anak cara membedakan sentuhan aman dan sentuhan tidak aman. Dan jika sentuhan tidak aman dialami anak, ajari mereka cara mencari pertolongan dan menghentikan pelaku
5. Kenali siapa saja teman anak serta awasi orang-orang yang bermain dengan anak kita.
6. Ajak anak berdiskusi tentang cara menjaga diri dan menjelaskan berbagai faktor resiko yang perlu dijauhi anak agar terhindar dari pelecehan seksual
7. Jaga koneksi internet anak bersih dari pornografi.

Mengajari anak untuk menjauhi pelecehan seksual, artinya secara operasional adalah memberikan anak kesempatan untuk berlatih:
1. Mengingat nama-nama bagian tubuh. konsep bagian tubuh pribadi yang tidak boleh dipegang sembarang orang
2. perbedaan antara sentuhan aman dan sentuhan tidak aman
3. mengajarkan bahwa mungkin saja ada orang yang dekat dengan anak yang mencoba menyakiti
4. menjelaskan pada anak bahwa pelecehan seksual bukanlah tanggungjawab si anak melainkan adalah tanggungjawab pelaku yang telah melakukan kejahatan pada anak
5. mengembangkan kemampuannya dalam menghindari dan mencegah pelecehan seksual , misalkan: jika sentuhan dipaksakan dan membuat anak tidak nyaman, maka anak diajarkan berteriak minta tolong dan minta bantuan orang dewasa yang dapat dipercaya
6. mengajak anak yang mengalami pelecehan seksual untuk membuat laporan hukum.
7. Ajari anak bahwa jika anak mau terbuka mencari bantuan untuk mengatasi pelecehan seksual yang dialaminya, maka orangtua akan mendukung dan percaya pada anak.

Kasus pedofilia terhadap anak kembali merebak karena terkuaknya video dan foto-foto korban pelecahan seksual anak di media sosial Facebook belum lama ini. Menanggapi hal ini, praktisi pendidikan, Najelaa Shihab, menilai pencegahan menjadi hal paling utama agar tak ada lagi anak-anak yang menjadi sasaran kaum pedofil.

"Kekerasan seksual makin sering terjadi di sekeliling kita. Karena pencegahan adalah yang paling utama," ujar dia kepada ANTARA News, Jumat (17/3/2017).

Bagaimana pencegahannya? Berikut sejumlah tips untuk mencegah anak menjadi korban pelaku pedofilia:

1. Biasakan untuk mengikuti kata "tidak" dan "stop" dari anak. Misalnya saat ia menolak dicium atau minta berhenti saat digelitiki. Apakah anak belajar mengendalikan dan menghormati kenyamanan tubuhnya akan ditentukan oleh reaksi orangtua.

Jangan bilang "sedikit saja", atau "masak gak mau dicium". Bayangkan bila kalimat yang sama diucapkan orang yang berbahaya.

2. Contohkan anak sejak dini untuk membedakan bagian tubuh yang aman dan tidak aman untuk disentuh. Tunjukan sentuhan aman saat menjabat dan mencium tangan, tidak pada sembarang orang. Lalu jelaskan sentuhan tidak aman saat memegang bagian tubuh yang tertutup rapat.

3. Biasakan anak untuk mempercayai intuisinya terhadap bahaya. Ada situasi dimana anak merasa khawatir saat bertemu orang tertentu atau melewati jalan baru. Kemudian, jangan larang anak mendengarkan yang dirasakan.

Anjurkan anak berpikir cara untuk lebih berhati-hati, menunggu sampai ada orang yang menyeberang berbarengan, tidak duduk di taksi sebelum orangtua masuk duluan, dan seterusnya.

4. Latih secara spesifik kemampuan anak menghadapi bahaya di tempat umum. Misalnya berteriak "tolong" dan bukan "bunda/mama" akan membuat orang disekeliling lebih waspada.

Kemudian, memperhatikan letak pintu dan stop kontak setiap masuk ke ruangan baru, dan berbagai teknik sederhana lainnya.

5. Bangun secara perlahan jaringan sosial Jaringan ini bisa lebih dari satu orang yang ikut menjaga keamanan anak - seperti nenek dan kakak yang bisa menjadi tempat bercerita. Kenyataan yang menyedihkan tapi sering terjadi, orangtua seringkali bukan pihak yang tahu pertama tentang berbagai hal, sehingga anak perlu beberapa figur lain yang bisa membela dia.

6. Ajarkan anak tentang rahasia, apa informasi yang boleh disembunyikan dari orangtua, dan mana yang harus diceritakan walaupun diminta seseorang untuk tidak membocorkannya.

"Rahasia baik, itu kejutan yang kalau ibu tahu pasti senang — misalnya hadiah ulangtahun. Rahasia buruk bila bikin ketakutan dan malu kalau nanti ketahuan ibu," tutur dia.

7. Tumbuhkan disiplin diri anak tanpa ancaman dan sogokan. Pelaku kekerasan seksual dengan sengaja memilih anak-anak rentan yang mudah ketakutan, kecanduan pujian dan mencari imbalan untuk melakukan sesuatu.

8. Pelaku kekerasan biasanya orang yang dikenal, menggunakan teknik "perawatan" untuk mendekatkan diri ke anak dan orangtua.

Oleh karena itu, biasakan untuk terbuka dengan anak tentang orang-orang di sekitar. Ajak anak mengobservasi dan peduli pada perubahan perilaku siapapun di lingkungan. "Orangtua bisa memulai percakapan tentang pengalamannya dalam pertemanan," kata Najeela.

Daftar Pustaka :
DAFTAR PUSTAKA:

1. Sindonews, 2018. Diambil dari https://makassar.sindonews.com/read/3348/1/90-pelaku-kekerasan-seksual-pada-anak-adalah-orang-terdekat-1515128492. pada 7 Januari 2018

2. https://www.google.co.id/amp/s/amp.tirto.id/8-cara-mencegah-anak-jadi-korban-pelaku-pedofilia-ckXQ. pada 7 Januari 2018

3. http://mynameisvinamarati.blogspot.co.id/search/label/home%20education?m=1. pada 7 Januari 2018

4. Sapitro, 2017. Diambil dari https://www.google.co.id/amp/s/psikologiforensik.com/2014/12/17/menjaga-anak-anak-kita-dari-pelecehan-seksual/amp.
pada 7 Januari 2018

5. Suarajakarta http://suarajakarta.co/lifestyle/mendidik-anak-sesuai-fase-dan-fitrah-seksualnya. pada 7 Januari 2018

6. Santosa, Harry. 2017. Prinsip dan Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas. Diambil pada 7 Januari 2018 dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214702516026665&id=1536815060

7. muhlisin, 2008. KONSEP FITRAH MANUSIA MENURUT PROF. DR. ACHMADI DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN AKHLAK ANAK (ANALISIS FILOSOFIS). Diambil dari http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/85/jtptiain-gdl-muhlisin31-4205-1-3103096_-p.pdf pada 6 januari 2018.


8. http://cdn2.tstatic.net/pekanbaru/foto/bank/images/kasus-kekerasan-terhadap-anak_20170721_101735.jpg. Diakses 7 januari 2018

9. https://image.slidesharecdn.com/hasilrisetmediamonitoringharianaknasional2012-120724090713-phpapp02/95/hasil-riset-media-monitoring-hari-anak-nasional-2012-17-728.jpg?cb=1347937066. Diakses 7 januari 2018.


#Day3
#Level11
#FitrahSeksualitas
#LearningbyTeaching
#BundaSayangSesi11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5