Anak sebagai Korban dan Pelaku Pelecehan Seksual

Review materi kelompok 10

 Kejahatan seksual yang bisa terjadi pada anak yaitu pelecehan seksual. Pelecehan seksual adalah bentuk kekerasan, dimana anak di bawah umur dipaksa terlibat dalam aktivitas seksual, dipaparkan atau dipertunjukkan organ kelamin secara tidak senonoh, anak disalahgunakan untuk mendapatkan kepuasan seksual, atau menggunakan anak dalam pornografi.

Berikut ini kisah mengenai pelecehan seksual yang terjadi pada anak dan pelakunya adalah seorang anak juga yang notvabene adalah teman sekolahnya.
Lanjut sayaπŸ‘‡πŸ»


Kisah ini terjadi di sekitar saya:

πŸ§•πŸ»saya
πŸ‘±πŸ»‍♂pelaku
πŸ™‍♀Korban

Hal ini bermula ketikaπŸ§•πŸ»melihat anak πŸ™‍♀ini berperilaku tidak seperti biasanya, yang semula anak ini ceria, aktif, rajin, peduli tiba-tiba berubah menjadi pendiam, murung, suka menyendiri, mudah marah bila ditegur anak laki-laki.
 Ketika di tanya kenapa tidak mau bermain bersama teman-teman? Jawabannya selalu sama yaitu malas, mau sendirian saja.

πŸ§•πŸ»mulai curiga bahwa πŸ™‍♀ ini mempunyai masalah.

πŸ™‍♀tinggal bersamaπŸ‘΅πŸ» neneknya karena ibuπŸ‘±πŸΌ‍♀ merantau ke Singapura menjadi TKW sedangkan ayahnya πŸ‘·πŸ»‍♂kerja luar kota sebagai pekerja bangunan, pulang hanya waktu tertentu dan tidak menentu.
 Neneknya πŸ‘΅πŸ»  jadwal rutin antara sawah, ladang dan rumah, biasanya ba'da Dzuhur baru ada dirumah.

Setelah beberapa kali dibujuk untuk cerita akhirnya πŸ™‍♀ini mau bercerita.


Bermula ketika jam istirahat saling main dorong mendorong dengan lengan. Diluar pengawasan ada insiden πŸ™‍♀dibully oleh geng kakak kelas dan sengaja didorong hingga jatuh lalu ditindih ketua geng yang bernama YπŸ‘±πŸ»‍♂.
πŸ™‍♀membela diri sampai marah-marah tetapi kemarahan itu dijadikan bahan diolok-olokan.

 Merasa tidak nyaman atas perlakuan itu πŸ™‍♀ mengadu kepada guruπŸ‘¨πŸ»‍πŸ«πŸ‘©‍🏫 dan mereka mendapat teguran dan arahan guru.

 Aduan ke guruπŸ‘©‍🏫 berdampak kepada πŸ™‍♀ dihadang kebun karet dan kemudian ditantang untuk duel.
Ketika berduel, terjadilah dorong mendorong dan akhirnya terjatuh. Kemudian πŸ™‍♀ditindih dan terjadilah pelecehan seksual tersebut.


Setelah mendengar cerita dari πŸ™‍.
πŸ§•πŸ» kemudian membujuk πŸ‘±πŸ»‍♂untuk bercerita
mengenai  kronologis yang dilakukannya kepada πŸ™‍♀.
Pengakuan yang jujur dari πŸ‘±πŸ»‍♂sebenarnya suka (naksir) pada πŸ™‍♀ itu sebabnya kenapa πŸ‘±πŸ»‍♂ suka menjahili πŸ™‍♀.

Ketika ditanya kenapa berbuat seperti itu kepada πŸ™‍♀,
πŸ‘±πŸ»‍♂bercerita bahwa dia sering melihat ayah ibunya berhubungan intim.

πŸ‘±πŸ»‍♂ juga bercerita kalau di rumah sering kali ibunya πŸ‘±πŸΌ‍♀dan πŸ‘±πŸ»‍♂ mendapatkan perlakuan kasar dari ayahnya.

Ayah πŸ‘±πŸ»‍♂ dulunya karyawan di sebuah pabrik, karena pabrik gulung tikar maka alih profesi menjadi pekerja bangunan.
Ibunya bekerja sebagai PRT di kota Salatiga. Setelah melahirkan πŸ‘±πŸ»‍♂ Ibunya berhenti bekerja untuk mengurus πŸ‘±πŸ»‍♂. Disaat yang sama ayahnya kehilangannya pekerjaan lagi karena punya kebiasaan buruk suka judi dan mabuk.

Disaat itu pula ayahnya jarang pulang. Ayahnya juga pernah masuk penjara karena berbagai macam kasus, seperti pencurian dan penipuan.

 πŸ‘±πŸ»‍♂sebenarnya korban dan pelaku dari ketidakadilan.
Menurut pengakuan dari tetangganya ibu πŸ‘±πŸ»‍♂ sebenarnya orang yang baik, ramah dan supel, karena kondisi keluarganya yang seperti itu berubah.

KemudianπŸ§•πŸ» bertanya pada orang yang lebih ahli.
Apakah yang harus dilakukan untuk menangani kasus seperti ini.

Dimana pelaku dan korban sama sama masih anak-anak. Beliau memberikan saran untuk mengenalkan bagian anggota tubuh dan fungsi organ/tubuh dari rambut sampai kaki.

 Untuk mengakui bahwa apa yang dilakukan πŸ‘±πŸ»‍♂ salah, anak ini belum bisa menerima kesalahannya. Ia berfikir orang tuanya lah yang mengajari seperti itu. Ia hanya meniru atas apa yang dilihatnya.

Dari kasus diatas bisa kita lihat bahwa ada perubahan sikap yang terjadi pada korban, kurangnya pemahaman korban dan pelaku mengenai tindakan tersebut, kurangnya pengawasan orang tua, tidak adanya penjelasan orang tua mengenai fitrah seksual.

Seperti yang dijelaskan oleh parentsprotect.co.uk, anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual  biasanya menunjukkan beberapa perubahan. Sikap mereka berubah dari biasanya. Kita harus makin peka dengan perubahan ini.

 Berikut ciri-ciri anak yang menjadi korban pelecehan seksual :
Menirukan tindakan seksual yang tidak pantas dengan mainan atau benda lainnya.
Mimpi buruk, sulit tidur dan mengigau saat tidur.
Sering mengasingkan diri dan tampak lebih murung.
Tidak lagi menceritakan kegiatannya pada orang tua dan jadi pendiam.
Sering merasa tidak aman.
Tiba-tiba menjadi pemberontak atau justru penuh rahasia/
Kemunduran perilaku di usianya, misalnya mengompol.
Takut dengan orang yang memiliki ciri tertentu (biasanya yang mirip pelaku).
Takut dan trauma dengan barang tertentu (biasanya berhubungan dengan proses pelecehan yang dialami).
Perubahan selera makan.
Memiliki kosakata seksual yang vulgar.
Sengaja membahayakan diri (melukai diri sendiri, membakar atau kegiatan yang membahayakan nyawanya).


Siapa saja yang bisa menjadi pelaku pelecehan seksual. Sebagian besar pelaku pelecehan seksual bebas dan dapat mencari korban anak baru di antara masyarakat.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri pelaku pelecehan seksual (CWIG, 2010):
kemungkinan adalah orang yang dikenal dan disukai oleh anak
bisa perempuan maupun laki-laki; menikah maupun single
bisa anak, remaja atau dewasa
bisa berasal dari berbagai latar belakang budaya dan ras
bisa jadi anggota keluarga, rekan, guru, rohaniwan, pengasuh, atau siapapun yang melakukan kontak dengan anak
tingkat intelektual dan latar pendidikan tidak berpengaruh pada perilaku pelecehan seksual

Berikut ini trik pelaku untuk memanipulasi korban :
1. menjebak
2. meyakinkan korban kalau tindakan itu wajar
3. membuat korban merasa bersalah
4. menolak jawaban “tidak”
5. ancaman atau godaan terselubung
6. meminta korban untuk melakukan hal yang sepele

Oleh karena itu perlu adanya suatu program pencegahan pelecehan seksual yang harus melibatkan orang dewasa di sekitar anak.

 Untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual, maka orang tua, guru dan orang dewasa di sekitar anak perlu belajar untuk:
1) bagaimana cara-cara melindungi anak dari pelecehan seksual,
2) mengetahui apa yang perlu dilakukan jika anak mengalami pelecehan seksual, serta
3) tahu kemana mencari bantuan baik advokasi hukum dan layanan psikologis.

#Day10
#Level11
#FitrahSeksualitas
#LearningbyTeaching
#BundaSayangSesi11

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5