Semua Ada Waktunya



Seperti halnya kuncup bunga yang pada akhirnya mekar, atau ulat yang menjadi kepompong lalu menjadi kupu-kupu. Hidup pun juga sama, semua ada waktunya...

Dulu...
Saat masih singgle saya selalu berusaha menyempatkan diri memasak makanan untuk bekal saat bekerja. Disela-sela memasak tersebut, saya berangan-angan suatu saat nanti akan memasak setiap hari untuk suami dan anak-anakku. Saya membayangkan itu akan sangat menyenangkan.

Sekarang...
Tiada hari tanpa memasak, setiap hari berkutat di dapur, mencoba menu-menu baru atau bahkan memasak masakan yang itu-itu saja. Ternyata memasak memang menyenangkan tapi kadang juga membosankan, hiks…

Dulu...
Saat pulang bekerja di sore hari, saya berangan-angan, ahh...Seandainya saya punya waktu lebih banyak untuk diri sendiri, saya bisa lebih banyak membaca buku dan mengembangkan ide-ideku.

Sekarang...
Iya...waktu saya memang lebih banyak, tapi ternyata buku masih saja tertata rapi di rak. Ide - ide juga masih ada di angan -angan. Ahh...Ternyata.

Dulu...
Saat proses taaruf, saya meminta syarat kepada calon suami untuk mengizinkan saya menyusui anak -anak selama 2 tahun. Selama 2 tahun itu, saya tidak mau dipusingkan dengan pemenuhan materi keluarga. Jadi kalaupun saya tetap bekerja, itu bukan mencari uang untuk membantu ekonomi keluarga tapi lebih karena saya suka dengan pekerjaan itu.

Sekarang...
Saya diberi rizki kemewahan full time menyusui anak-anak tanpa pusing , bahkan hampir 3 tahun  ini menyusui 2 anak tanpa henti. Alhamdulillah…

Dulu...
Saya mengangankan tinggal diperumahan, punya banyak tetangga dan teman, bisa saling curhat dan berbagi…

Sekarang...
Alhamdulillah tinggal di perumahan, baru punya sedikit tetangga dan teman, yang bisa diajak sharing pengalaman tentang menjadi ibu.

Berdasar pengalaman-pengalaman yang saya alami, kesimpulannya bahwa Allah sesuai dengan persangkaan hambaNya, jika kita berprasangka baik padaNya maka yang terjadi juga hal yang baik. Begitupun sebaliknya, jika kita berprasangka buruk maka yang terjadi juga hal yang buruk.

Maka saat ini saya memutuskan untuk berharap dan berangan-angan yang baik-baik saja. Memutuskan berprasangka baik kepada Allah. Bahwa Allah akan selalu memberikn yang terbaik bagi diri saya dan keluarga, selama saya juga berusaha melakukan yang terbaik saat ini.

Sekarang…
Saya berangan-angan menjadi penulis yang karyanya memberi manfaat untuk banyak orang.

Maka…
Saya harus terus berlatih menulis setiap hari. Menulis apapun, hal yang baik, yang saya pikirkan, saya rasakan dan saya lakukan. Serta terus membaca, membaca apapun. Terutama membaca Alquran, membaca buku segala genre, buku-buku yang berkualitas baik. Bergabung dengan komunitas menulis untuk terus belajar dari beragam orang. Dan saya yakin dengan melakukan segala usaha ini, menjadi penulis handal bukan hanya sekedar angan-angan, suatu saat nanti…

Sekarang…
Saya berangan-angan menjadi psikolog keluarga. Membantu banyak orang mengatasi masalah tentang anak-anak dan keluarga.

Maka…
Saat ini saya harus serius menjalankan peran saya sebagai istri dan ibu. Menjadi istri dan ibu yang mampu melaksanakan kewajiban dan tanggungjawabnya. Meskipun pekerjaan rumah tangga yang saya lakukan saat ini kelihatan remeh temeh, seperti membersihkan rumah, memasak, mencuci dan menjemur baju namun sesungguhnya saya sedang belajar memanage diri, memanage waktu, dan memanage tenaga. Meskipun hari-hari saya hanya bermain dengan anak-anak, bergumul dengan problematika anak-anak namun sesungguhnya saya sedang belajar tentang anak-anak langsung dari gurunya yaitu anak-anak. Dan saya yakin dengan menunaikan setiap kewajiban dan tanggungjawab saya dengan baik, maka suatu saat nanti saya bisa menjadi psikolog keluarga yang profesional.

Saat ini…
Saya berangan-angan rumah kami menjadi Rumah Sayang Anak. Rumah yang terbuka untuk anak-anak bermain dan belajar bersama-sama. Sekaligus rumah yang nyaman untuk orangtuanya belajar dan berbagi ilmu bersama-sama.

Maka…
Rumah saya harus terbuka dulu untuk anak-anak saya, dimana mereka bebas berekspresi, bebas menuangkan ide dan bebas belajar apapun. Rumah yang ramah anak dimana anak-anak hanya mendengar kata-kata yang positif dan membangun. Rumah ramah keluarga dimana antar anggota keluarga saling mendukung  dan menghargai.

Setiap hal yang terjadi dalam hidup kita ditentukan oleh Allah, itu sudah pasti. Namun hal tersebut juga berbanding lurus dengan apa yang kita lakukan saat ini. Bagaimana mungkin hal baik akan terjadi dalam hidup kita jika yang kita lakukan saat ini adalah hal yang buruk. Menginginkan hal yang baik di masa depan sama artinya dengan melakukan hal yang baik saat ini. Berprasangka yang baik kepada Allah, maka hal yang baik juga akan terjadi. Aamiin.
Kudus, 24 Januari 2018

#Day7
#ODOPFor99Days2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5