Pentingnya Fitrah Seksualitas Menghadapi Tantangan LGBT

Review Materi Klp 2
Pentingnya fitrah seksualitas untuk menghadapi tantangan LGBT dengan pendidikan seks pada keluarga

Mendidik fitrah seksualitas adalah merawat, membangkitkan dan menumbuhkan gender sesuai gendernya, yaitu bagaimana seorang lelaki bersikap, berfikir, bertindak merasa sebagaimana lelaki juga bagaimana seorang perempuan bersikap, berfikir, bertindak merasa sebagai perempuan.

Jadi pendidikan adalah tentang merawat, membangkitkan, menumbuhkan dan mengokohkan semua aspek fitrah anak anak kita termasuk fitrah kita sendiri sebagai orangtua lalu memandunya dengan Kitabullah agar sempurna, indah dan berbahagia.

Allahlah Sang Khaliq Yang Menciptakan Fitrah dan jalan bagi fitrah itu untuk tumbuh, kembang dan berjalan sesuai tahapannya.

Fitrah seksualitas manusia sejak lahir adalah jelas yaitu lelaki sejati atau perempuan sejati, yang kelak akan menjadi ayah sejati atau ibu sejati dalam sebuah pernikahan sebagai pasangan yang penuh ketenangan, penuh cinta dan kasih sayang untuk melanjutkan generasi. Mustahil damai dan tenang terjalin dalam pernikahan sejenis yang tak mungkin melanjutkan keturunan.

Fitrah seksualitas ditumbuhkan dengan kehadiran ayah ibu secara utuh sejak lahir sampai aqilbaligh, namun itu saja tak cukup. Beberapa anak yang normal fitrah seksualitasnya bisa saja terpengaruh LGBT melalui pelecehan, lingkungan dll karena fitrah individualitas dan sosialitasnya tak tumbuh baik.

Tiada pilihan, Orangtua dan Sekolah memang harus berubah dari paradigma dan praktek pendidikan yang memberhalakan basis akademis (persekolahan) kepada pendidikan berbasis potensi fitrah menuju peradaban yang adil dan beradab (tarbiyah hadhoriyah).

Tanpa fitrah yang tumbuh hebat maka mustahil bangkit manusia yang beradab. Penyimpangan fitrah hanya melahirkan generasi yang tidak beradab alias biadab sebagaimana para pengusung penyimpangan fitrah seksualitas.
Menurut ibu Elly Risman resolusi yang dapat dilakukan keluarga untuk memerangi dampak LGBT ini antara lain:

Resolusi 1: Perkuat ketahanan Ayah-Ibu.
Resolusi 2:  Menyicil “hutang jiwa” dan merumuskan ulang Tujuan Pengasuhan .
Resolusi 3 : Komunikasi yang benar, baik dan menyenangkan.
Resolusi 4: Mengajarkan agama sendiri.
Resolusi 5 : Persiapkan anak Baligh.
Resolusi 6:  Bijaklah berteknologi.

Pendidikan seks merupakan usaha pemberian informasi kepada anak tentang kondisi fisiknya sebagai perempuan atau laki-laki-laki, dan konsekuensi psikologis yang berkaitan dengan kondisi tersebut.

Secara umum pendidikan seks terdiri atas penjelasan tentang organ reproduksi, kehamilan, tingkah laku seksual, alat kontrasepsi, kesuburan dan menopause serta penyakit kelamin.  Idealnya pendidikan seksualitas dilakukan oleh orang tua di dalam keluarga, sehingga menjamin bahwa norma yang dianut dalam masalah perilaku seksual bisa tersampaikan kepada anak.

Prinsip penting di dalam pendidikan seks keluarga:

🏵Siap memberikan pendidikan seks setiap saat

🏵Memberi teladan dan bimbingan lisan secara bersamaan
🏵Menerima pertanyaan dan memberi jawaban yang tepat
🏵Penekanan untuk menghormati dan privasi

Pendidikan seks berdasarkan usia :
Usia 0-5 tahun
📌Bantu anak memahami perbedaan perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan di depan umum.
📌Ajari anak untuk mengetahui perbedaan anatomi tubuh pria dan wanita. 
📌Bantu anak memahami konsep pribadi dan ajarkan mereka kalau pembicaraan soal seks adalah pribadi.
📌Beri dukungan dan suasana kondusif agar anak mau datang kepada orangtua untuk bertanya soal seks

Usia 6-9 tahun
📌Tetap menginformasikan masalah seks kepada anak, meski tidak ditanya.
📌Jelaskan bahwa setiap keluarga mempunyai nilai-nilai sendiri yang patut dihargai. Seperti nilai untuk menjaga diri sebagai perempuan atau laki-laki serta menghargai lawan jenisnya.
📌Berikan informasi mendasar tentang permasalahan seksual
📌Beritahukan kepada anak perubahan yang akan terjadi saat mereka menginjak masa pubertas.

Usia 10-12 tahun   
📌Bantu anak memahami masa pubertas.
📌Berikan penjelasan soal menstruasi bagi anak perempuan serta mimpi basah bagi anak laki-laki sebelum mereka mengalaminya. Dengan begitu anak sudah diberi persiapan tentang perubahan yang bakal terjadi pada dirinya.
📌Hargai privasi anak.
📌Dukung anak untuk melakukan komunikasi terbuka.
📌Tekankan kepada anak bahwa proses kematangan seksual setiap individu itu berbeda-beda. Bantu anak untuk memahami bahwa meskipun secara fisik ia sudah dewasa, aspek kognitif dan emosionalnya belum dewasa untuk berhubungan intim.
📌Beri pemahaman kepada anak bahwa banyak cara untuk mengekspresikan cinta dan kasih sayang tanpa perlu berhubungan intim.
📌Diskusikan tentang perasaan emosional dan seksual.

Usia 13-15 tahun   
📌Ajarkan tentang nilai keluarga dan agama.
📌Ungkapkan kepada anak kalau ada beragam Bahannya untuk mengekspresikan cinta.
📌Diskusikan dengan anak tentang faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan hubungan seks.

Usia 16-18 tahun
📌Dukung anak untuk mengambil keputusan sambill memberi informasi berdasarkan apa seharusnya ia mengambil keputusan itu.
📌Diskusikan dengan anak tentang perilaku seks yang tidak sehat dan ilegal.

Sumber Ilmu :
Risman, Elly. 2018. Resolusi Pengasuhan 2018. Diambil pada 5 Januari 2018 dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=2006618796031962&id=221502844543575

Maryati, leni, Tri Susanti dan Uswatun Choiriya. 2012. Pendidikan Seks Dalam Keluarga dan Kegiatan Informal. Makalah magister promosi kesehatan kajian kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS UNDIP Semarang

Santosa, Harry. 2017. Perangi LGBT dengan Pendidikan Fitrah. Diambil pada 5 Januari 2018 dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214727792538562&id=1536815060

Santosa, Harry. 2017. Prinsip dan Tahapan Mendidik Fitrah Seksualitas. Diambil pada 5 Januari 2018 dari https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10214702516026665&id=1536815060

#Day2
#Level11
#FitrahSeksualitas
#LearningbyTeaching
#BundaSayangSesi11


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5