Membangkitkan Fitrah Seksualitas Sejak Dini (usia 0-7 tahun)



Maraknya pelecehan seksual tak urung membuat kita semua khawatir. Mulai dari pelecehan seksual pada anak, penyimpangan seksual seperti LBGT menghiasai pemberitaan di media kita setiap hari. Hal tersebut membuat kita sebagai orangtua menjadi semakin mawas diri dan terus menerus bertanya "Apa yang sebaiknya kita lakukan?"

Sebagai orangtua, solusi untuk menangkal pelecehan dan penyimpangan seksual adalah dengan menumbuhkan fitrah seksualitas dengan mengenalkan fitrah seksualitas sejak dini secara bertahap sesuai usia anak. Sebelumnya kita pahami dulu tentang fitrah seksualitas.

Fitrah seksualitas adalah tentang bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bersikap sesuai fitrahnya sebagai laki-laki sejati atau perempuan sejati. Di dalamnya terdapat pengertian seks dan seksualitas.

Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, psikologis, sosial, perilaku dan kultural.

Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006).

Seksualitas dari dimensi psikologis berkaitan dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, identitas peran dan jenis kelamin.

Seksualitas dari dimensi sosial berkaitan dengan bagaimana seksualitas dalam hubungan antar manusia, membentuk pandangan tentang seksualitas yang pada akhirnya membentuk perilaku seks.

Seksulaitas dari dimensi perilaku berkaitan dengan dorongan atau hasrat seksual.

Seksualitas dari dimensi kultural berkaitan dengan perilaku seks menjadi bagian dari budaya masyarakat.

Sebelumnya perlu kita ketahui bahwa urgensi dari pendidikan seksualitas kepada anak adalah dengan menanamkan nilai-nilai agama yang kuat. Nilai agama sangat berperan penting sebagai dasar pemahaman anak untuk menjaga dirinya dengan baik. Pemahaman nilai agama pada anak dapat kita mulai dengan mengenalkan kasih sayang Tuhan kepada makhluknya. Bahwa Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang, oleh karena itu Allah membuat petunjuk dan aturan agar manusia dapat hidup dengan baik di dunia. Perkenalkan secara bertahap kepada anak petunjuk dan aturan agama kepada anak sehingga anak menyadari bahwa tingkah lakunya didunia ini harus dia pertanggungjawabkan kepada Allah.

Sembari terus mengenalkan nilai-nilai agama pada anak, hal yang tak kalah penting adalah pendidikan seksualitas yang meliputi perkembangan alat kelamin, perubahan hormon dan kesehatan reproduksi. Pada materi kali ini, kami hanya akan membahas pengenalan fitrah seksualitas pada usia 0-7 tahun.

Berikut ini beberapa tips mengenalkan pendidikan seksualitas pada anak usia 0-7 tahun:

1. Pada usia 0-2 tahun, bangun kelekatan antara ibu dan anak.

Ketika kelekatan sudah terbentuk secara aman pada tahun pertama usia bayi, rasa percaya sudah tumbuh, yaitu perasaan diterima, dicintai dan dilindungi. Perasaan ini penting dimiliki oleh anak-anak agar dia mampu mencintai dan menghargai dirinya sendiri. Saat anak merasa dicintai dan diterima maka akan tumbuh rasa menghargai diri sendiri, sehingga anak mampu dengan baik menjaga dirinya dan tubuhnya dengan baik.

Selain itu, sejak bayi ibu juga harus membiasakan membersihkan organ vital anak setelah BAK/BAB agar anak terbiasa dengan standar kebersihan yang baik. Setelah anak siap toilet training, ajarkan toilet training dengan cara yang baik. Misalnya, kalau BAK/ BAB harus di kamar mandi dengan posisi jongkok, tidak boleh berdiri baik laki-laki maupun perempuan, membiasakan diri berdoa sebelum dan sesudab masuk kamar mandi.

2. Pada usia 2-7 tahun,

A. Bangun kedekatan antara orangtua dan anak.

Pentingnya membangun keintiman antara orangtua dan anak agar muncul rasa percaya anak kepada orangtua.  Hal ini dapat dilakukan dengan membiasakan komunikasi positif dengan anak sehingga akan muncul keterbukaan anak kepada orangtua.



B. Kenalkan anak dengan bagian-bagian tubuhnya.

Dimulai dari anggota tubuh yang terlihat seperti mata, hidung, telinga, tangan, kaki, kepala, dsb. Lalu, ajarkan anak tentang nama-nama alat reproduksi dengan jelas, misalnya vagina, penis, payudara, pantat. Sehingga saat dikemudian hari anak mengalami pelecehan atau gangguan di bagian tersebut, anak dapat menyebutkannya dengan jelas.

C. Kenalkan anak dengan bagian-bagian tubuh yang tidak boleh disentuh dan dilihat oleh sembarang orang.

Bila anak sudah mengetahui nama dari bagian tubuhnya, maka selanjutnya kita kenalkan dengan bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh sembarang orang misalnya, mulut, dada, payudara, perut, vagina, penis, dubur, pantat. Kita kenalkan juga bagian tubuh yang tidak boleh dilihat sembarang orang misalnya payudara, perut, vagina, penis, dan pantat.

Jelaskan juga pada anak, bahwa bagian -bagian tubuh tersebut hanya boleh dipegang oleh ibu atau ayah saat membersihkan setelah buang air besar atau kecil. Boleh juga dipegang oleh dokter saat memeriksa anak ketika sakit.

D. Kenalkan konsep perbedaan jenis kelamin

Ajarkan mengenai 2 jenis kelamin yang ada yaitu laki-laki dan perempuan. Selain itu, ajarkan juga mengenai perbedaan bagian tubuh yang ada pada kedua jenis kelamin tersebut. Misalnya, jika perempuan memiliki vagina dan payudara yang nantinya akan membesar untuk menyusui bayi di kemudian hari. Sedangkan laki-laki memiliki penis dan dada yang tidak akan membesar karena laki-laki tidak menyusui bayi.



E. Ajarkan budaya malu

Jika anak telah dikenalkan dengan bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan pada sembarang orang, maka mulai ajarkan rasa malu agar ia tidak sembarang memperlihatkan bagian tubuhnya. Selain itu ajarkan juga etika dan kesopanan dalan berpakaian dan bertingkah laku. Misalnya dengan memakai pakaian yang menutup aurat.

F. Ajari anak untuk melakukan beberapa hal jika anak mengalami pelecehan seksual.

Ajari anak untuk berkata "tidak", berteriak dan berlari saat ada orang lain yang menyentuh bagian-bagian tubuhnya.

Orangtua memegang peranan penting dalam mengenalkan fitrah seksualitas sejak dini. Selain dengan membangun kelekatan dengan anak, pengenalan fitrah seksualitas dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari, misalnya saat anak memandikan anak, mengganti baju juga bisa melalui membacakan cerita. Dengan mengenalkan fitrah seksualitas sejak dini, diharapakan pelecehan dan penyimpangan seksual dapat diatasi. Selain itu , agar anak-anak kelak dapat berperan baik sesuai dengan fitrah seksualitasnya. Perempuan sebagai ibu dan laki-laki sebagai ayah.
Kudus, 12 Januari 2018

Sumber ilmu :
Ratna Megawangi. Kelekatan ibu-anak, kunci membangun bangsa. 2014. Indonesia Heritage Foundation

https://www.educenter.id/tips-mengajarkan-seks-pada-anak-usia-dini/

https://www.kompasiana.com/pentingnya-mengajarkan-pendidikan-seks-sejak-usia-dini/

https://www.scribd.com/pengertian-seks-dan-seksualitas/


#Day6
#Level11
#FitrahSeksualitas
#LearningbyTeaching
#BundaSayangSesi11

#Day 5
#OdopFor99Days2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5