Buah dari Sebuah Kesombongan



Allah tidak menyukai sebuah kesombongan, bahkan hanya sebesar biji selasih pun Allah tidak suka, semua sudah tahu itu. Tapi meskipun sudah tahu, belum tentu mampu melakukannya. Kadang juga tidak ada niatan hanya terselip dari rasa. Saya pun mengalaminya.

Suatu hari, adik ipar bercerita tentang rumahnya yang banyak tikus. Bahkan dalam beberapa hari dia menangkap (menjebak) 12 ekor tikus termasuk anak-anaknya yang masih bayi. Selain bergidik jijik dalam hati saya membatin, "Alhamdulillah rumahku tidak ada tikus, aman wis pokoknya, tidak mungkin ada tikus". (Kesombongan 1)

Dan pada satu waktu saya menemukan mangga yang saya letakkan di dapur ada bekas gigitan. Saya tepis segala pikiran yang mengarah bahwa itu adalah gigitan tikus. "Ahh...Mungkin ini kadal atau kecoa", pikir saya. Ayah bersikeras kalau itu adalah gigitan tikus. Tapi saya tetap menyangkal, "tidak mungkin Yah, tidak ada tikus di rumah kita, tikus sawah kan tidak bisa naik tembok". Rumah kami adalah bekas kebun tebu dan masih banyak tanah kosong belum banyak tetangga. Selain itu disepanjang jalan perumahan banyak ditanam tanaman yang konon katanya pengusir tikus (tidak tahu namanya apa). Jadi saya sangat...sangat percaya diri kalau tidak ada tikus di rumah kami. (Kesombongan ke-2).

Sampai suatu malam, saat saya ingin ke dapur tiba-tiba ada tikus besar yang memanjat naik ke atas tembok. Saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri. Dengan masih rasa kaget, saya beristigfar memohon ampunan Allah atas kesombongan saya selama ini. Allah bayar kontan dengan tikus besar menyambangi rumah kami.

Sampai berhari-hari, Ayah belum sempat membeli jebakan tikus, saya hanya bisa mengantisipasinya dengan membuang sampah sebelum malam, menutup semua lemari dapur, membawa semua makanan dalam bentuk apapun ke dalam rumah. Amanlah untuk beberapa hari tikus tidak turun.

Sampai 3 hari yang lalu saya lupa memasukan timun yang masih terbungkus plastik. Paginya saya melihat plastiknya sudah berlubang dan ada bekas gigitan kecil pada timun. Sekali lagi saya masih percaya diri itu bukan tikus. Gigitannya kecil sekali, mungkin hanya kecoa pikir saya. Malamnya saat ke dapur saya menemukan tikus kecil yang berlari kesana kemari kebingungan karena tidak bisa naik tembok. Ya Rabb...runtuhlah semua kesombongan saya selama ini, ada tikus di rumahku. Malam itu, kami biarkan tikus didapur karena memang belum ada solusi.

Esoknya Ayah baru membeli perangkap tikus. Dan baru malamnya tikus itu masuk kedalam perangkap. Belum bisa berlega hati, karena ternyata masih ada tikus lain. Tiga hari berturut-turut kami pasang perangkapnya dan hasilnya 3 ekor tikus kecil yang kami dapat.

Iyess...Inilah pelajaran berharga dari sebuah kesombongan. Betapa Allah tidak menyukai kesombongan dalam bentuk dan ukuran apapun. Bersyukur diri ini segera diingatkan sehingga tidak merembet ke kesombongan-kesombongan yang lain. Semoga Allah selalu menjauhkan kami dari sifat sombong karena hanya Allah lah yang berhak untuk sombong. Aamiin.
Kudus, 10 Januari 2018

#Day3
#Odopfor99Days2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5