Mensyukuri hidup


Kemarin lusa saya mendapatkan kesempatan bertakziah ke rumah sahabat saya. Ibunya meninggal dunia setelah dirawat beberapa hari di rumah sakit karena tumor otak. Saya bisa merasakan kesedihan mendalam yang dirasakan sahabat saya dan keluarganya. Kehilangan anggota keluarga bukanlah hal yang mudah, terlebih pada bulan Ramadhan saat menjelang lebaran tentu lebih terasa menyedihkan. Rumah tidak akan sama seperti dulu.

Tidak ada lagi sosok ibu yang selalu menyiapkan hidangan berbuka dan sahur.
Tidak ada lagi sosok ibu yang membangunkan kala sahur
Tidak ada lagi sosok ibu yang membuat sendiri kue-kue kering nan lezat
Tidak ada lagi sosok ibu yang memasak masakan istimewa saat hari raya tiba
Tidak ada lagi sosok ibu yang membuat ketupat dan dibagi-bagi ke tetangga

Rasa kehilangan itu baru terasa saat orang yang kita sayang pergi. Saat mereka masih ada, semua itu menjadi hal yang biasa saja.

Setelah ibu pergi, ternyata sayur asem dan sambalnya adalah masakan terenak sepanjang masa yang tidak dijual diwarung makan bahkan restoran mahal sekalipun.
Setelah ibu pergi, ternyata teriakannya saat membangunkan sahur adalah suara terindah yang pernah kita dengar.

Kematian bisa datang kapanpun, tanpa di duga dan dapat menimpa siapapun dari anggota keluarga kita. Kita dulu yang pergi, atau mereka dahulu. Cara terbaik untuk menyambutnya adalah dengan mensyukuri hidup yang telah dianugrahkan Allah pada kita. Menikmatinya dengan melakukan yang terbaik dalam hidup. Menikmatinya dengan menyayangi sepenuh hati keluarga kita dan sesama. Menikmati setiap moment, setiap hari yang kita jalani, karena sejatinya hidup kita adalah hari ini, bukan esok hari, bulan depan atau tahun depan. Menikmati setiap kesempatan yang diberikan Allah untuk tertawa bersama dan menangis bersama melalui hidup yang kita jalani sehari-hari. Memastikan bahwa hari ini setiap anggota keluarga  dan sesama mendapatkan haknya untuk disayangi.

Tersenyum tulus itu juga menyayangi
Berkata -kata santun itu juga menyayangi
Menanyakan kabar itu juga menyayangi
Bersilaturahmi itu juga menyayangi
Mendoakan yang baik itu juga menyayangi
Mengingatkan pada hal yang baik itu juga menyayangi
Memeluk dan mencium itu juga menyayangi
Berterimakasih itu juga menyayangi
Bekerja dengan penuh dedikasi itu juga menyayangi
Memasak dengan sepenuh hati itu juga menyayangi
Menyantap masakan istri itu juga menyayangi
Mendengarkan curhatan itu juga menyayangi

Jika setiap hari dilakukan dengan usaha yang terbaik, saat hari itu tiba tidak ada lagi penyesalan dan rasa sedih, karena setiap kita pasti akan kembali.
Kudus, 13 Juni 2017

#menulisuntukbelajar
#menulisuntukmengikatmakna
#ODOPfor99days7

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5