Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Temukan Terampilmu!

Gambar
Menjadi Ibu harus bahagia. Saya sepakat dengan itu. Happy mother, happy family. Saat ibu tidak bahagia, suami dan anak anak akan kena imbasnya. Ibu yang murung dan jarang senyum , mudah marah, galau setiap waktu, sedih berkepanjangan, tidak akan mampu mengurus keluarga dengan baik. Apalagi menciptakan keluarga yang bahagia.  Sayangnya, kebahagiaan ibu tak selalu selaras dengan urusan  kerumahtanggaan. Meskipun, tetap saja ibu harus mampu seminimal mungkin mengurus rumah tangga. Karena, itu adalah tanggung jawabnya.  Dan, sah-sah saja ketika hal yang membuat ibu bahagia adalah urusan di luar kerumahtanggaan. Selama tidak melupakan tanggung jawab utamanya sebagai istri dan ibu. Disinilah pentingnya ibu membuat prioritas. Agar, urusan keluarga dan kegiatan lain yang membuat ibu bahagia bisa tetap seimbang. Berjalan beriringan. Tanpa meninggalkan salah satunya. Di tugas kedua bunda cekatan kali ini, kami diminta menemukan "terampilmu". Yaitu, mencari keterampilan

Temukan Kekuatan Diri!

Gambar
Konon katanya menjadi seorang ibu itu harus multitalenta. Nyatanya memang begitu. Secara tidak langsung, seorang ibu dituntut untuk mampu mendidik dan mengasuh anak, melayani suami, mengurus rumah tangga termasuk diantaranya membersihkan rumah, memasak, menjaga kesehatan keluarga, memanage keuangan keluarga. Dan juga pandai mengurus diri sendiri. Namun, bagaimana pun seorang ibu adalah manusia biasa. Memiliki keterbatasan. Tidak sempurna. Memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Setidaknya pengetahuan dan ketrampilan dasar sebagai seorang ibu harus dimiliki. Dan, terutama keinginan dan usaha untuk terus belajar dan mau berproses memperbaiki diri. Ibu,  juga seorang individu. Diciptakan istimewa. Unik dan berbeda satu sama lainnya. Memiliki tugas khusus atas penciptaannya. Sayangnya, Allah tidak langsung memberi tahu. Ini tugas khusus kamu! Ya, kita lah yang harus menemukannya. Dan, tentu saja melaksanakannya sebaik mungkin! Ibu juga butuh ruang dan waktu untu

Priority Things First

Gambar
Chat WA dari seorang teman yang berencana ikut pelatihan bersama-sama. "Bukk...mau curhat...tapi balesinnya besok pagi gpp..kan ini lagi ribet masak-masak kan buk..." " Kemungkinan terburuk kalo memang belum memungkinkan kayaknya saya cancel mudik salatiga dan solo  nya..otomatis terpaksa nggak ikutan pelatihan..semoga nggak kaya gini yaa Allah...😭😭 "Minta doanya buk..supaya Raffan lekas baikan..dan atas ijin Allah saya bisa mudik dan bisa ikut pelatihan..*saya pengen bangett buk ikut pelatihan itu".😭😭 "Makasih buk nurul..saya cerita duluan bukan mau mendahalui Gusti Allah..biar ibuk jg nggak gelo jg kalo saya nggak bisa ikut pelatihan...😭"  Rencana mengikuti pelatihan yang sudah kami rencanakan bersama- sama terancam batal.  Kecewakah saya? Tidak. Priority things first. Prioritas yang harus diutamakan. Bagi seorang ibu. Prioritas utamanya adalah anak. Hal lain. Sepenting apapun bisa dikesampingkan. Tujuan kami mengi

Jangan Remehkan Kebaikan Kecil

Gambar
"Mbak tulisannya bagus", begitu isi pesan wa dari nomer yang tidak saya kenal. Membuat saya terkejut di pagi buta. Terkejut sekaligus senang.  Penasaran siapa yang mengirim pesan tersebut, saya telusuri satu persatu nomor wa di salah satu grup tempat saya membagikan tulisan saya semalam. Masyaallah benar, pesan tersebut dari salah satu teman di grup. Meskipun satu grup, kami jarang bahkan hampir tidak pernah berkomunikasi secara intens. Jadi, bisa saya bilang, teman ini adalah teman baru bagi saya. Teman baru yang baik. Yang tak pelit memberikan pujian pada seseorang yang bahkan belum dikenalnya secara langsung. Namun, dampak kebaikannya memberikan suntikan semangat kepada seseorang yang sedang patah arang dalam menulis, yaitu saya. Saya yakin, Beliau tidak akan menduga bahwa kebaikan (yang mungkin baginya sepele ini) memberikan dampak yang cukup besar bagi saya.  Semangat menulis saya kembali membara. Kepercayaan diri saya dalam menulis kembali pulih.

Bertakawal Kepada Allah

QS Luqman:22 "Dan barangsiapa berserah diri kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang pada buhul (tali) yang kukuh. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan." Allah tempat bergantung, kenapa mesti khawatir. Mengambil sisi positif dari setiap kejadian. Allah tidak suka kita bergantung atau berharap sama manusia. Bahkan ketika harapan itu sebenarnya memiliki tujuan yang baik. Yaitu, ingin bekerja bersama membuat sebuah perubahan. Melakukan kebajikan. Tapi ketika terselip sedikit saja rasa harap pada manusia bisa membantu kita, maka Allah tidak ridho. Cukuplah berharap kepada Allah saja. Biarlah Allah yang membantumu. Ketika ada masalah yang harus dilakukan pertama kali adalah berdoa meminta petunjuk Allah. Bukan meminta pertolongan kepada manusia. Biarlah Allah yang mendatangkan bantuan-Nya. Secara langsung atau tidak langsung, entah melalui tangan siapa. Biarlah Allah yang menentukan. Meminta pertolongan Allah, sebena

Bahagia Walau Tanpa THR

Gambar
Sebanyak Rp. 95,8 milyar digelontorkan PT Djarum untuk membayar THR para karyawannya. Begitu isi sebuah berita. Sebagai seseorang yang tidak pernah lagi menerima THR saya hanya bisa tersenyum kecut. Banyak ya... Ya iyalah karyawan Djarum juga banyak. Tapi ikut senang lah buat mereka. Pasti rasanya bahagia sekali bisa menerima uang THR dan membelanjakannya untuk keluarga tercinta. Dulu, saya juga pernah menerima THR. Terakhir 7 tahun yang lalu. Saat masih bekerja. Senang sekali dapat THR. Seperti dapat uang tambahan, yang bisa untuk belanja kebutuhan menjelang hari raya. Setelah menikah dan tidak lagi bekerja, otomatis THR hanya sekedar mimpi. Karena, meskipun dapat uang belanja dari suami rasanya tetap berbeda. Awalnya saya sedikit  jetlag, saat pertama kali hari raya tanpa THR. Rasanya ada yang hilang karena nggak pegang uang sendiri buat belanja kebutuhan hari raya. Sedih bercampur nelangsa. Apalagi suami termasuk tipe yang nggak terlalu heboh menyambut hari raya. Biasa aja

DUKA YANG MENYATUKAN

Gambar
Beberapa waktu lalu saya menonton film "Little House on The Praire". Dalam episode kali itu, diceritakan tentang seorang nenek yang sangat kangen dengan anak-anak dan cucu-cucunya. Saat itu, dia sedang sakit dan merasa sendirian. Dalam kesendiriannya dia berpikir, mungkin anak dan cucunya akan pulang jika dia sudah meninggal. Anak dan cucunya sudah lama tidak pulang bahkan saat natal sekali pun. Hanya surat yang dikirimkan, mengabarkan bahwa mereka baik-baik saja. Nenek yang sudah dirundung rindu ini pun punya ide. Dia meminta tolong kepada pak dokter dan pa (ayah laura). Meminta mereka mengabarkan kematian palsunya kepada anak da cucunya. Berharap mereka mau pulang dan menghadiri pemakamannya. Ibu yang rindu ini hanya ingin melihat anak dan cucunya. Tentu saja awalnya pak dokter dan pa menolak ide ini. Namun, sang nenek berhasil meyakinkan mereka. Upacara penghormatan terakhir pun di adakan. Para tetangga diundang. Peti mati kosong diletakkan di ruang tamu. Tak berap

Pernah Mengalami Writer's Block, Apa Penyebabnya dan Bagaimana Solusinya?

Gambar
Jujur saja menulis membuat saya bahagia. Setiap kali menyelesaikan satu tulisan ada rasa puas dan senang. Namun, entah kenapa akhir-akhir ini saya kok agak malas menulis. Sekedar membuka notes di HP saja rasanya enggan, apalagi mengetik kalimat yang biasanya mengalir begitu deras. Ide-ide yang biasanya bersliweran di kepala terasa mandek. Bingung mau nulis apa. Mungkinkah ini yang dinamakan writer’s block. Mungkin juga. Lalu bagaimana dong mengatasinya? Di awal saya sampaikan bahwa menulis membuat saya senang, jadi saat tidak menulis seperti ada rasa yang hilang. Namun, untuk mulai menulis rasanya kok berat. Jadi perasaan “hilang” itu bertambah parah karena “obatnya” tidak segera diminum. Mau segera sembuh berarti harus segera tahu sakitnya karena apa, supaya tahu harus minum obat apa. Jadi, hal pertama yang harus saya lakukan adalah bertanya pada diri sendiri. Apa penyebab writer's block pada diri saya: 1.Terlalu banyak scrolling medsos. Selama ini saya menulis di HP. Gan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Gambar
Judul Buku: Ilmu Memeluk Anak, Kisah-kisah Pengasuhan Terinspirasi dari Elly Risman ISBN: 978-602-96925-2-5 Penulis: Khalid Abdullah, dkk Cetakan 2: 2017 Penerbit: Yayasan Kita dan Buah Hati Halaman: 164 hlm + xii Sepintas membaca buku ini, saya kira tentang pengetahuan, tips dan manfaat memeluk anak. Ternyata saya kurang jeli membaca judulnya. Di bawah judulnya tertulis, "Kisah-kisah pengasuhan terinspirasi dari Elly Risman". Ya ... Sesuai dengan judulnya, buku ini berisi 30 kisah pengasuhan yang terinspirasi dari seorang psikolog ternama, Elly Risman. Ibu Elly, seorang yang sangat peduli dengan pendidikan parenting di Indonesia menginspirasi banyak orangtua untuk mengubah pola pengasuhan mereka menjadi lebih baik. Sebagian besar isi kisah dalam buku ini bercerita tentang kekagumannya para penulis dengan sosok Elly Risman. Rasa terimakasih yang tak terhingga kepada beliau karena telah berbagi ilmu parenting yang mencerahkan pikiran setiap orang. Mengubah cara pan

Melatih Diri Berpikir Positif, Agar Hidup Bahagia Dunia dan Akhirat.

Gambar
Judul Buku: Terapi Berpikir Positif Penulis: Dr. Ibrahim Elfiky Cetakan 1: 2009 Penerbit: Zaman ISBN: 978-979-024-193-0 Halaman: xiii + 347 hlm Siapa yang tidak tahu manfaat berpikir positif. Kita semua pasti tahu dan ingin selalu berpikir positif. Namun, kenyataannya berpikir positif tidak selalu semudah membalikkan telapak tangan. Dr. Ibrahim Elfiky, seorang motivator muslim dunia melalui buku ini membantu setiap orang untuk mengenal kekuatan pikiran, cara kerjanya, dan cara mengaktifkannya dengan mudah, murah, dan efektif. Buku ini terdiri dari lima bagian, yang menjelaskan secara rinci dan runtut tentang salah  satu potensi terbesar manusia yaitu pikiran. Bagian satu menjelaskan tentang kekuatan pikiran. Bagian kedua tentang berpikir negatif. Bagian ketiga tentang berpikir positif. Bagian keempat tentang strategi berpikir positif. Dan, bagian kelima tentang sepuluh wasiat berpikir positif. Meskipun bahasannya tentang pikiran, namun penjelasannya sangat mudah dimengerti.

Ciptakan Bahagiamu, Ibu!

Gambar
Judul Buku: Diary Ibu Bahagia ISBN: 978-602-5633-24-9 Penulis: Rena Puspa, dkk; Komunitas Ibu Bahagia Cetakan 1: 2018 Penerbit: Ihsan Media Halaman: 272 hlm Sesuai dengan judulnya, Diary Ibu Bahagia, buku ini menghadirkan kisah 26 ibu untuk meraih kebahagian ditengah kesibukan, kebingungan, dan tantangan menjadi seorang ibu. Kisah yang dihadirkan dalam buku ini cukup beragam dan menginspirasi. Ditulis berdasarkan pengalaman masing-masing penulis, sehingga kita dapat memetik pelajaran dari kisah-kisah yang berbeda. Terdiri dari 26 Bab yang dapat kita baca secara urut maupun acak, karena masing-masing judul berdiri sendiri. Membaca buku ini serasa mengobrol dengan masing-masing penulis, yang memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam meraih kebahagiaannya sebagai ibu. Kisah yang dituturkan dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi siapa pun yang membacanya. Mengambil hikmahnya dan belajar darinya. Karena, ini adalah kisah-kisah dari sebuah pengalaman yang sudah terj

MEMETIK HIKMAH DARI SETIAP PERISTIWA

Gambar
"Assalamualaikum..."  Suara-suara kecil saya dengar dari balik pintu saat kami hendak bersiap tidur siang. Ahh... Ternyata ada tamu. Seorang teman dekat bersama ketiga bocah kecilnya.  Dalam hati saya membatin... "Aduh nggak tepat banget nih datangnya, kirain ntar malam, tapi ya sudahlah..." Alhamdulillah ada teman yang bermain meskipun niatan istirahat siang harus kami urungkan.  Pertemuan terakhir kami dua bulan yang lalu, sehingga banyak sekali cerita yang mengalir. Sementara kami bercerita, anak-anak makan snack yang mereka bawa. Remahan snack bertebaran dimana-mana. Belum lagi bocoran "ompol" di lantai dan di kursi. Hmmm... Saya hanya bisa tersenyum.  Hari itu sebenarnya saya berencana membersihkan rumah untuk persiapan acara "besar" di rumah esok hari. Sehingga, kedatangan mereka meskipun membuat saya senang tapi juga membuat saya sedikit "Ahh... Kenapa datangnya tidak nanti malam saja sih, kenapa harus siang