Imajinasi Saat Bermain


Ketika ditinggal Mama mandi, ternyata Raisa menyalakan TV. Biasanya saat sudah menonton TV agak sulit mengajaknya bermain. Akhirnya Mama mengajak Rafifa bermain, lama kelamaan Raisa mengikuti kami dan mematikan TV.

"Raisa punya ide mau bermain apa?", tanya Mama
"Hmm...apa ya?", jawab Raisa
"Gimana kalau main masak-masakan aza ma!", lanjut Raisa.
"Oke!"

Raisa menurunkan satu persatu box mainan sampai menemukan box yang berisi masak-masakan. Saat menurunkan mainan, Rafifa melihat box yang berisi alat musik. Rafifa ingin bermain dengan alat musik. Akhirnya Raisa bermain masak-masakan dan Rafifa bermain musik.

"Ayo Ma, main masak-masakan sama aku!"
Selesai memasak berbagai bahan masak, Raisa mengajak makan bersama. Sebelum makan dia mengingatkan untuk berdo'a dulu. Selesai makan, Raisa usul sholat terlebih dahulu tapi harus wudhu dulu katanya. Mama mengusulkan gimana kalau merapikan mainannya dulu.
"Ini belum selesai Mama, nanti aza ya habis sholat dirapikan!".

Imajinasi anak memang sangat luas. Memberikan mereka kebebasan untuk berekspresi mengembangkan kreativitas yang tiada batas. Yang diperlukan orangtua hanyalah hati yang seluas samudra untuk menerima imajinasi setiap anak. Juga kesabaran untuk melihat lebih dahulu sebelum berkomentar, dan mendengarkan setiap detail cerita mereka tanpa mengakimi.
Kudus, 09 Nopember 2017

Mama...gimana kalau kita melukis saja!",pinta Raisa
"Oke, Raisa mau melukis?"
"Iya, Mama...!"
Agar tidak bosan karena selama ini melukis menggunakan kertas biasa, Mama punya ide melukis dibatas paper cup cake.

Setelah perlengkapan siap, Raisa (4y1m) dan Rafifa (19m) mulai melukis. Awalnya mereka melukis menggunakan kuas, lama-lama Raisa punya ide menggunakan alat lain.
"Mama boleh pakai tangan?"
"Boleh"
Akhirnya Raisa melukis menggunakan jari-jarinya. Cat dioleskan ke seluruh permukaan paper cup cake dengan jari. Rafifa pun mengikuti apa yang dilakukan Raisa.

Tak berapa lama memakai jari, Raisa mengambil sedotan. Sedotan dia masukkan kedalan cat lalu dia tiup keatas kertas
"Lho ma kok gak bisa?"
"Iya karena cat nya kental, diberi air aedikit ya biar agak encer!"
Rafifa pun mengikuti apa yang dilakukan Raisa. Mereka bermain sampai puas mengecat beberapa kertas.

Anak-anak memang terlahir kreatif. Tugas kita adalah memfasilitasi agar kreativitasnya dapat berkembang dengan baik. Menemaninya bermain tanpa banyak intervensi, namun lebih banyak memberi dorongan.
Kudus, 08Nopember 2017

#day8
#tantangan10hari
#Level9
#KuliahBunsayIIP
#ThinkCreative
#odopfor99days78






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keinginan vs Kebutuhan

Sudahkah Memeluk Anak Hari Ini?

Belajar Berhitung 1 -5